Pemerintah melalui Kementerian Koordinasi Bidang Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) terus mempersiapkan program Work From Bali (WFB) yang direncanakan dimulai pada kuartal ketiga tahun 2021. Program ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah wisatawan ke Bali sehingga pariwisata di sana kembali pulih.
“Kami akan terus pantau dan pastikan pemulihan Bali menyentuh seluruh kabupaten dan kota di dalamnya. Kalau dari kami sendiri, sudah melakukan work from Bali sejak kuartal pertama tahun 2021,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.
Meskipun program Work From Bali belum resmi dijalankan oleh tujuh kementerian/lembaga di bawah Kemenko Marves, pemerintah akan membuat konsep serupa di daerah-daerah lainnya. Sebagai kementerian yang pertama melakukan Work From Bali, Kemenparekraf berencana akan melakukan program Work From Destination (WFD) di beberapa wilayah Indonesia lainnya.
“Kemungkinan besar konsep Work From Bali ini akan menjadi Work From Destination. Jadi, kita bisa bekerja di Lombok, Labuan Bajo, Toba, Likupang, Borobudur, dan daerah lainnya,” Sandiaga menambahkan.
Sandiaga mengatakan, konsep yang akan dilakukan mengikuti pola kebiasaan bekerja baru atau remote working yang sering dilakukan oleh para digital nomad. Digital nomad sendiri adalah istilah bagi seseorang yang bekerja dengan memanfaatkan teknologi digital sehingga tidak terikat waktu dan tempat.
Menurut Sandiaga, kehadiran digital nomad sangat membantu perekonomian setiap daerah karena dapat bekerja di beberapa tempat. Oleh karena itu, para pengelola wisata destinasi lain diharapkan dapat berpikir lebih inovatif, kreatif, serta proaktif dalam mengajak digital nomad bekerja di daerahnya.
“Sasaran kita untuk program ini adalah para generasi milenial dan generasi Z yang sudah terbiasa dengan konsep remote working. Kita akan memanfaatkan kehadiran mereka karena saat ini 55 persen populasi Indonesia diisi oleh generasi mereka,” ucapnya lagi.
Untuk menjalankan remote working, setiap destinasi juga harus memenuhi persyaratan yang dibutuhkan. Sandiaga menyebutkan persyaratannya selain harus memiliki alam yang indah, destinasi tersebut juga harus memiliki jaringan internet yang mumpuni.
“Di Yogyakarta juga sedang mengembangkan konsep ini dan bisa jadi percontohan daerah lainnya. Dengan memanfaatkan konsep ini, perekonomian di sana pada kuartal pertama 2021 sudah plus enam persen sehingga dapat menggerakkan ekonomi dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya,” jelas Sandiaga.
KOMENTAR
0