Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) terus memperluas sertifikasi Indonesia Care berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) untuk destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif. Langkah ini dilakukan sebagai salah satu upaya menyambut wisatawan di masa adaptasi kebiasaan baru.
Untuk mewujudkan keinginan tersebut, Kemenparekraf menggelar sosialisasi “Indonesia Care” yang bekerja sama dengan PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko selaku pengelola destinasi wisata (DTW) Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Sosialisasi ini menjadi langkah awal sebelum dilakukannya audit CHSE terhadap wahana anjungan daerah di TMII dan beberapa unit layanan pariwisata di bawah pengelolaan PT. TWC.
Langkah audit yang diambil PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko ini bertujuan untuk menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat saat berkunjung ke TMII. Pasalnya, melalui sertifikasi CHSE ini, sudah dipastikan bahwa seluruh destinasi wisata di dalamnya menerapkan protokol kesehatan.
Direktur Pengembangan Destinasi I Kemenparekraf, Harwan Ekon Cahyo, mengungkapkan bahwa sertifikasi ini menjadi hal penting bagi industri pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia. Dengan alasan dapat memulihkan kepercayaan wisatawan di era adaptasi kebiasaan baru, khususnya di berbagai daya tarik wisata dan ekonomi kreatif yang ada di TMII.
“Saat ini sektor pariwisata tidak lagi berorientasi pada kuantitas, tetapi quality tourism. Jadi, bagaimana kita mampu menghadirkan dan menciptakan rasa aman dan nyaman wisatawan pada saat berkunjung ke sebuah destinasi wisata,” kata Harwan.
Sertifikasi ini juga sebagai bentuk kesiapan dari pihak pengelola TMII sebelum tempat wisatanya kembali dibuka. Apalagi, saat ini, DKI Jakarta menjadi salah satu provinsi dengan percepatan program vaksinasi terbaik menurut data dari Kementerian Kesehatan.
“Kami berharap para pengelola di tiap anjungan TMII dapat mendukung program sertifikasi ini agar upaya kita untuk membangkitkan pariwisata kembali bisa terealisasi,” ucapnya lagi.
Direktur Pemasaran dan Pelayanan PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero), Hetty Herawati mengatakan pihaknya akan terus menyosialisasikan sertifikasi berbasis CHSE di seluruh obyek wisata yang dikelola. Untuk pengelolaan destinasi TMII, sudah dilakukan PT. TWC sejak tanggal 1 Juli 2021.
“Sertifikasi adalah langkah awal kita. Hal ini menjadi bentuk komitmen, kesadaran, dan kerja sama dari pengelola destinasi dan juga semua pihak terkait,” ujar Hetty.
Untuk itu, Hetty berharap agar setiap anjungan yang menjadi representasi provinsi di Indonesia dapat ikut serta dalam program sertifikasi CHSE. Selain memberikan rasa aman dan nyaman, hal ini dilakukan untuk mempercepat pemulihan pariwisata di Indonesia.
KOMENTAR
0