Kemenparekraf Targetkan Kunjungan 3,6 juta Wisman Berkualitas pada 2022

Wednesday, 29 December 21 Harry
Kode Etik Pariwisata
Wisatawan asing mengenakan kain bali saat mengunjungi pura di Pura Luhur, Uluwatu, Bali.

Saat kegiatan Jumpa Pers Akhir Tahun 2021 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (27/12/2022), Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan bahwa pada tahun 2020 jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 4,05 juta orang dan menurun di tahun 2021 hanya sebanyak 1,5 juta orang. Di tahun depan, Kemenparekraf menargetkan jumlah wisman yang datang antara 1,8 juta sampai 3,6 juta wisman.

“Jumlah wisman ini dulu menjadi jumlah yang selalu kita kejar dari segi angka, tapi kali kita fokuskan di pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Sedangkan wisatawan nusantara ini yang menjadi andalan dengan target 260-280 juta pergerakan dan nilai tambah ekonomi kreatif mencapai Rp1.236 triliun,” katanya.

Terkait target wisman yang kecil meskipun di tahun 2022 terdapat berbagai macam kegiatan atau event internasional, Kurleni Ukar, Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, menjelaskan bahwa Kemenparekraf sepakat dengan BAPPENAS untuk tidak memasang target yang tinggi.

BACA JUGA:   Strategi Bertahan Venue di Masa Pandemi

“Namun, kita mengharapkan dengan adanya event-event internasional akan meningkatkan devisa bagi negara. Kebijakan pembukaan border ini masih menjadi kendala, kemudian masalah terkait aksesibilitas dan kemudahan untuk masuk ke Indonesia,” kata Kurleni Ukar.

Kemudian ia juga menjelaskan, terkait potensi market atau originasi yang memungkinkan untuk datang ke tanah air. Bali, kata Kurleni, masih menjadi destinasi kegemaran bagi wisman asal Australia, kemudian ada wisman asal India serta Jepang yang saat ini sudah ada akses langsung dari negeri sakura tersebut.

“Sementara untuk Batam dan Bintan, wisatawan asal Malaysia dan Singapura masih menjadi target utama,” katanya.

Sementara itu, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf Nia Niscaya menambahkan, originasi wisman yang disasar Indonesia sangat dinamis, lantaran sesuai koordinasi dengan Kementerian Kesehatan yang harus mempertimbangkan kasus COVID-19 di negara yang disasar.

BACA JUGA:   FARao PRO, Platform Streaming Musik untuk Hotel dan Restoran

“Dinamis sekali untuk originasi wisatawan dan juga returning home policy-nya, karena kalau returning home policy berbelit-belit, itu yang membuat wisatawan malas untuk meninggalkan negaranya,” katanya.

Kedua, lanjut Nia Niscaya, Indonesia masih menjadi top of mind bagi wisatawan yang ingin berwisata ke tanah air. Hal itu dapat dilihat dari search volume wisatawan di mesin pencarian. 

“Perhatian sudah ada pada market itu, namun sayangnya data-data yang sangat kuat saat ini dari search volume yang tinggi itu, justru omicron sedang tinggi, inilah yang menjadi dasar pertimbangan nanti kita menetapkan fokus pasar harus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan,” katanya.

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf/Baparekraf Rizky Handayani menambahkan, memang tahun depan terdapat beberapa event MICE internasional yang bakal digelar di Tanah Air, seperti perhelatan G20, AVPN, dan lainnya. 

BACA JUGA:   Kemenparekraf Akan Lakukan Digitalisasi Untuk Perizinan Event 

“Ada isu global yang memengaruhi jumlah market yang akan datang ke Indonesia, sampai saat itu kita akan dorong dari sektor MICE di tahun depan dan event-event seperti sport event ataupun event budaya. Kalau dari sebelumnya leisure itu mengambil sekitar porsi 63-65 persen, MICE dan minat khusus hanya sekitar 23 persen, angka itu masih kita harapkan ke depan,” ujarnya.