Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menerima donasi berupa 130 unit oksigen konsentrator dari Trip.com, Group Tiongkok yang berkantor pusat di Shanghai. Setelahnya, Kemenparekraf, menyerahkan donasi tersebut kepada Kementerian Kesehatan untuk didistribusikan ke unit-unit pelayanan kesehatan dalam penanganan COVID-19.
Penyerahan donasi sudah dilakukan Kemenparekraf kepada Kemenkes pada 4 Agustus 2021 di Kantor Bea Cukai, Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten. Dalam hal ini, Menparekraf Sandiaga Uno memberikan donasi secara simbolis kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Sandiaga menjelaskan, bantuan ini sebagai bentuk perwujudan sense of urgensi dan sense of crisis dalam menghadapi pandemi COVID-19. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, jika hal tersebut sudah terlaksana, maka dapat membangkitkan ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya.
“Oleh karena itu saya merasa bahwa setiap kita memiliki tanggung jawab. Ini sebagai salah satu upaya gotong-royong untuk menghadapi pandemi dari pihak dunia usaha kepada pemerintah. Diharapkan ini bisa cepat disalurkan bagi masyarakat yang membutuhkan,” kata Sandiaga.
Sementara itu, Budi Gunadi, mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan Trip.com melalui Kemenparekraf. Menurutnya, bantuan alat kesehatan ini akan membantu dan menyelamatkan pasien-pasien COVID-19 yang saat ini tengah membutuhkan pasokan oksigen.
Menurutnya, konsentrator oksigen merupakan perangkat yang dapat dengan mudah untuk dioperasikan. Perangkat ini dapat bekerja dengan menyambungkan ke stop kontak listrik atau hanya menggunakan baterai.
“Alat ini dapat menyelamatkan banyak nyawa dari pasien yang terdampak COVID-19. Oleh karenanya, sangat mengucapkan terima kasih atas sumbangan yang diberikan ini,” dia menambahkan.
Budi bercerita, sebelum lebaran, tabung oksigen yang dibutuhkan di Indonesia hanya 400 ton setiap harinya. Tetapi, setelah kasus meningkat, Indonesia membutuhkan pasokan di atas 2.000 ton per hari. Sedangkan, pabrik-pabrik di Indonesia hanya dapat memproduksi 1.700 ton oksigen dan dianggap masih belum memenuhi kebutuhan.
Salah satu antisipasi yang dapat dilakukan adalah dengan menyediakan alat atau oksigen konsentrator ini. Alat ini bisa menghasilkan 10 liter oksigen per menit dan penggunaannya mudah dilakukan. Menurutnya, alat ini cocok untuk pasien-pasien yang berada di IGD atau ruang isolasi ringan.
“Caranya mudah tinggal dihubungkan ke listrik dan bahan bakunya sudah disediakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Alat ini juga sifatnya mobile sehingga bisa dipinjamkan, nantinya tinggal diatur saja bagaimana cara peminjamannya,” ujarnya lagi.
Kemenkes juga telah menargetkan dapat memiliki 50ribu alat oksigen konsentrator dalam waktu dekat. Saat ini, pihaknya telah menerima donasi sebanyak 15ribu dan sudah membeli 20ribu oksigen konsentrator untuk didistribusikan ke seluruh rumah sakit yang memiliki ruang isolasi.
KOMENTAR
0