Kementerian Pariwisata kembali Menggelar Indonesia Sustainable Tourism Awards 2019

Tuesday, 19 March 19 Harry
International Conference on Sustainable Tourism
Wisatawan asing sedang menanam mangrove pada acara TIME 2012 di Lampung. Foto: Venuemagz/Wildan

Menteri Pariwisata Arief Yahya menargetkan semua destinasi wisata di Indonesia bisa tersertifikasi pariwisata berkelanjutan sebagai syarat untuk menjadi destinasi wisata kelas dunia.

“Target Indonesia menjadi destinasi wisata berkelanjutan kelas dunia. Untuk ini Kemenpar menerapkan program Sustainable Tourism for Development (STDev) yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan yang mengadopsi standar internasional dari GSTC atau Global Sustainable Tourism Council,” kata Arief Yahya.

Untuk mendukung target tersebut, Kemenpar kembali menggelar Indonesia Sustainable Tourism Awards (ISTA) 2019 yang tahun ini memasuki penyelenggaraan ketiga. ISTA menjadi sarana pemerintah untuk memberikan penghargaan kepada masyarakat sekaligus mengukur implementasi pariwisata berkelanjutan dalam pengelolaan destinasi wisata di Indonesia.

Ajang ISTA 2019 menawarkan total hadiah Rp1 miliar dan diharapkan menjadi sarana sosialisasi dalam mewujudkan target Kemenpar agar semua destinasi pariwisata di Tanah Air tersertifikasi pariwisata berkelanjutan. Arief Yahya mengapresiasi penyelenggaraan ISTA 2019 yang menargetkan jumlah peserta semakin banyak dan hadiah yang makin besar.

BACA JUGA:   Maskapai Jetstar Australia Kembali Melakukan Penerbangan Langsung ke Bali

“Penyelenggaraan Indonesia Sustainable Tourism Awards ini adalah langkah awal menuju sertifikasi destinasi berkelanjutan. Saya telah membentuk Tim Percepatan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan yang dipimpin oleh Valerina Daniel,” kata Arief Yahya.

Valerina Daniel, Ketua Tim Percepatan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan, menjelaskan, pariwisata berkelanjutan merupakan program Kemenpar yang selaras dengan tujuan pembangunan global (Sustainable Development Goals) dan sudah diadopsi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

“Saat ini Permenpar baru sebatas memberikan pedoman tentang destinasi wisata. Ke depan, akan diperkuat dengan aturan yang mencakup standardisasi berkelanjutan bagi industri, seperti hotel dan biro perjalanan. Untuk menjadi sektor andalan, pariwisata harus memberdayakan semua pihak,” kata Valerina Daniel.

BACA JUGA:   Mobil Spesial Grab akan Antar-Jemput Tenaga Medis

Sementara itu, Dadang Rizki Ratman, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenpar, menjelaskan, Kemenpar telah membentuk Indonesia Sustainable Tourism Council (ISTC) yang bertugas melakukan sertifikasi bagi destinasi. Prosesnya akan dimulai dengan menyertifikasi destinasi pemenang ISTA 2017 dan 2018 yang dinilai telah mematuhi standar keberlanjutan yang diakui oleh UNWTO (United Nations World Tourism Organization).

Pariwisata berkelanjutan mempertimbangkan tiga aspek utama, yaitu aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Singkatnya adalah 3P + 1M, yaitu People, Planet, Prosperity, dan Management.

Pendekatan People sebagai upaya pelestarian budaya bagi masyarakat dan pengunjung, sedangkan Planet untuk pelestarian lingkungan. Sementara itu Prosperity sebagai pemanfaatan ekonomi untuk masyarakat lokal dan pendekatan manajemen sebagai tata kelola destinasi pariwisata berkelanjutan yang mengedepankan semboyan “Semakin Dilestarikan, Semakin Menyejahterakan”.

BACA JUGA:   KKP Perkuat Desa Wisata Bahari

Salah satu juri kehormatan ISTA 2019, Mari Elka Pangestu, menjelaskan, Sustainable Tourism Certification (STC) merupakan rangkaian dari keseluruhan program Sustainable Tourism for Development. “Diawali dengan Sustainable Tourism Destination (STD), yaitu penerapan konsep pariwisata berkelanjutan pada destinasi wisata yang dikerjasamakan dengan Pemda kemudian dilanjutkan dengan Sustainable Tourism Observatory (STO), yaitu pemantauan beberapa destinasi yang dikerjasamakan dengan universitas. Pada akhirnya kami ingin semua destinasi disertifikasi sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan,” kata Mari Elka Pangestu.

Penyelenggaraan ISTA 2018 diikuti 176 peserta (destinasi), atau meningkat signifikan dibandingkan pada penyelenggaraan ISTA 2017 sebanyak 96 destinasi. Pendaftaran ISTA 2019 dibuka pada 18 Maret hingga 18 Mei 2019, dilanjutkan dengan tahapan seleksi dan penjurian hingga malam penganugerahan pada Hari Pariwisata Dunia, 27 September 2019.