Proses pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) masih terus berjalan dan disiapkan oleh pemerintah. Meskipun belum resmi dipindahkan, muncul kekhawatiran terhadap kelangsungan bisnis di Jakarta mengingat posisinya sebagai pusat ekonomi terbesar di Indonesia.
Colliers Indonesia, mencoba menjawab kekhawatiran tersebut dan memproyeksikan masa depan Jakarta setelah tidak lagi menjadi ibu kota negara. Menurut Ferry Salanto selaku Head of Research Colliers Indonesia, Jakarta menjadi lebih layak huni setelah relokasi ibu kota negara karena berkurangnya kemacetan lalu lintas yang pada akhirnya berpengaruh terhadap peningkatan nilai properti di berbagai area.
“Pengosongan gedung-gedung pemerintah di lokasi strategis juga dapat menciptakan peluang baru untuk pengembangan komersial di dalam kota,” ujar Ferry.
Peluang tersebut dapat tercipta mengingat Jakarta akan tetap menjadi magnet investasi bagi pelaku domestik dan internasional. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Colliers yang melihat Jakarta sebagai kota dengan infrastruktur berkembang dan sejarah ekonomi yang kuat.
“Sebagai kota terbesar dan pusat ekonomi nasional, Jakarta memainkan peran penting melalui sektor perdagangan, informasi dan komunikasi, industri, dan keuangan,” ucapnya.
Oleh sebabnya, Colliers, memproyeksikan akan ada tempat-tempat pemerintahan atau bisnis lainnya yang dapat dikonversikan menjadi sesuatu berdaya saing tinggi. Misalnya saja konversi gedung pemerintah menjadi bangunan hotel.
Saat pemindahan ibu kota negara ke IKN, sudah pasti banyak gedung-gedung pemerintahan di Jakarta yang kosong. Salah satu opsi untuk mengisi kekosongan tersebut adalah dengan mengubahnya menjadi hotel.
Meski demikian, tidak semua gedung pemerintahan dapat diubah menjadi hotel bisnis besar, semuanya disesuaikan dengan ukurannya. Struktur bangunan yang kecil dan unik, dinilai cocok untuk diubah menjadi hotel butik dengan kapasitas sekitar 60 kamar.
Colliers juga menyebutkan, kantor-kantor pemerintahan yang sudah lama bisa dikonversikan menjadi hunian atau tempat tinggal. Ini menjadi pilihan yang paling realistis dan strategis mengingat saat ini sektor perkantoran komersial di Jakarta tengah menghadapi kelebihan pasokan dengan 2,43 juta meter persegi ruang kosong.
“Dengan banyaknya perkantoran komersial tersebut, memperketat persaingan dan menyulitkan gedung-gedung lama untuk menarik penyewa sehingga kantor lama pemerintah bisa diubah menjadi unit hunian,” tutupnya.
KOMENTAR
0