Setelah melewati masa PSBB kurang lebih tiga bulan lamanya, pemerintah mulai membuat gagasan terkait new normal atau situasi normal baru. Para pencinta traveling pun sudah mulai mempersiapkan perjalanan wisatanya di masa new normal yang tentunya berbeda dengan yang dilakukan saat kondisi normal. Begitu pula dengan perilaku dari para wisatawan, tentunya akan mengalami perubahan seiring dengan perkembangan COVID-19 di setiap negara.
Untuk itu, Pegipegi melakukan riset terhadap perbedaan perilaku traveling di saat new normal. Riset ini dilakukan dengan mengajak lebih dari 900 responden yang tersebar di seluruh Indonesia pada pertengahan Juni 2020.
Hasil riset menyatakan bahwa sebanyak 67 persen orang Indonesia tertarik untuk bepergian di era new normal, sisanya 33 persen belum merencanakan bepergian. Masyarakat yang tertarik untuk berlibur di era new normal memilih untuk melakukan perjalanannya dalam kurun waktu dua bulan ke depan, dengan persentase 73 persen.
Kebanyakan dari responden memilih berlibur karena keperluan keluarga, lalu disusul dengan traveling sebagai sarana refreshing. Alasan lainnya responden melakukan traveling ialah untuk urusan bisnis dan pendidikan.
Bagi mereka yang berencana traveling, sebanyak 31 persen memilih untuk pergi bersama pasangan dan solo traveling, sisanya 28 persen bersama keluarga besar, dan 9 persen bersama teman. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat memang merindukan traveling kembali.
Riset tersebut juga menanyakan faktor apa saja yang dapat mendukung rencana bepergian di era new normal. Hasilnya, 47 persen responden menjadikan harga atau biaya sebagai faktor utama saat bepergian. Disusul dengan faktor kebersihan sebanyak 29 persen, dan kemudahan untuk reschedule dan refund 18 persen. Beberapa responden juga menyebutkan bahwa keamanan dan protokol terkait COVID-19 di area publik juga menjadi faktor penting bagi mereka. Ini dilakukan agar saat bepergian di era new normal tidak ada kemungkinan untuk terpapar atau memaparkan virus COVID-19.
Setelah melewati masa PSBB kurang lebih tiga bulan lamanya, pemerintah mulai membuat gagasan terkait new normal atau situasi normal baru. Para pencinta traveling pun sudah mulai mempersiapkan perjalanan wisatanya di masa new normal yang tentunya berbeda dengan yang dilakukan saat kondisi normal. Begitu pula dengan perilaku dari para wisatawan, tentunya akan mengalami perubahan seiring dengan perkembangan COVID-19 di setiap negara.
Untuk itu, Pegipegi melakukan riset terhadap perbedaan perilaku traveling di saat new normal. Riset ini dilakukan dengan mengajak lebih dari 900 responden yang tersebar di seluruh Indonesia pada pertengahan Juni 2020.
Hasil riset menyatakan bahwa sebanyak 67 persen orang Indonesia tertarik untuk bepergian di era new normal, sisanya 33 persen belum merencanakan bepergian. Masyarakat yang tertarik untuk berlibur di era new normal memilih untuk melakukan perjalanannya dalam kurun waktu dua bulan ke depan, dengan persentase 73 persen.
Kebanyakan dari responden memilih berlibur karena keperluan keluarga, lalu disusul dengan traveling sebagai sarana refreshing. Alasan lainnya responden melakukan traveling ialah untuk urusan bisnis dan pendidikan.
Bagi mereka yang berencana traveling, sebanyak 31 persen memilih untuk pergi bersama pasangan dan solo traveling, sisanya 28 persen bersama keluarga besar, dan 9 persen bersama teman. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat memang merindukan traveling kembali.
Riset tersebut juga menanyakan faktor apa saja yang dapat mendukung rencana bepergian di era new normal. Hasilnya, 47 persen responden menjadikan harga atau biaya sebagai faktor utama saat bepergian. Disusul dengan faktor kebersihan sebanyak 29 persen, dan kemudahan untuk reschedule dan refund 18 persen. Beberapa responden juga menyebutkan bahwa keamanan dan protokol terkait COVID-19 di area publik juga menjadi faktor penting bagi mereka. Ini dilakukan agar saat bepergian di era new normal tidak ada kemungkinan untuk terpapar atau memaparkan virus COVID-19.
KOMENTAR
0