Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menyiapkan langkah antisipasi untuk meminimalisir penyebaran virus COVID-19 saat momen mudik dan Lebaran tahun 2023. Pasalnya, pemerintah telah melaporkan sudah ada sub varian baru dari COVID-19 yaitu varian kraken dan orthrus yang masuk ke Indonesia.
Masyarakat diminta untuk tetap waspada dan mematuhi protokol kesehatan selama mudik dan Lebaran lantaran varian baru ini berpotensi menular lebih cepat. Kendati demikian, pemerintah mengimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir lantaran perkembangan COVID-19 di Indonesia masih cukup terkendali berdasarkan keterangan dari Kementerian Kesehatan.
“Sub varian COVID-19 baru biasanya langsung disertai dengan lonjakan kasus, tetapi, di Indonesia masih cukup terkendali,” kata Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dalam The Weekly Brief With Sandi Uno yang digelar hybrid, belum lama ini.
Beberapa langkah antisipasi yang telah disiapkan Kemenparekraf di antaranya adalah mengeluarkan beberapa surat edaran terkait protokol kesehatan selama berwisata saat libur Lebaran. Pertama ada Surat Edaran (SE) Tentang Keselamatan Transportasi Pariwisata Darat, Laut, maupun Udara, dan Tempat Istirahat. Selanjutnya adalah Serta Surat Edaran Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Wisata yang aman nyaman dan menyenangkan di daya tarik wisata yang diharapkan dapat mengantisipasi lonjakan kasus.
“PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) memang sudah berakhir. Tapi kita mengingatkan untuk semuanya berhati-hati, walaupun tidak ada imbauan terkait fasilitas khusus yang harus disiapkan oleh objek wisata. Namun dimohon perhatikan pengaturan protokol kesehatan yang sudah disyaratkan secara umum saja,” jelas Sandiaga.
Sandiaga juga mengimbau agar pemerintah daerah dapat membentuk Satgas (Satuan Tugas) mulai dari Satpol PP, Dinas Perhubungan, Dinas Pariwisata, Dinas Kesehatan, Jajaran TNI/Polri, dan dinas-dinas terkait lainnya. Tujuannya adalah untuk mengawasi kawasan objek wisata dan aktivitas pengunjung yang diprediksi dapat meningkat tajam saat momen mudik dan Lebaran.
“Dinas Pariwisata kami berikan instruksi untuk memantau ke lapangan jangan di kantor saja. Pantau situasi terakhir, lakukan monitoring dan evaluasi on the spot agar persediaan sarana dan prasarana dapat langsung dilihat apa saja yang kurang. Lalu, pantau juga pelayanan dari SDM, fasilitas sarana dan prasarana,” ujarnya lagi.
Sementara itu, untuk pengelola objek wisata diminta untuk gercep, geber, dan memperhatikan kawasan wisatanya. Mulai dari pintu masuk, kelengkapan amenities, tempat parkir, keamanan, kebersihan, dan kenyamanan saat di lapangan. Keberadaan protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability) dianggap sudah menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI) yang akan terus diterapkan.
“Ini semua bagian dari bentuk pemulihan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Kita harapkan jangan hanya menjadi pajangan, tapi menjadi sebuah kebiasaan yang akan menjadi budaya kita dalam pelayanan yang clean, healthy, safety, and environment sustainability,” ucap Sandiaga lagi.
KOMENTAR
0