Susu bubuk merupakan komoditas andalan Selandia Baru. Komoditas ini menyumbang 25 persen dari total pendapatan negeri itu. Namun, akibat melemahnya ekonomi dunia dan melambatnya ekonomi Cinaâ??pasar utama susu bubuk Selandia Baruâ??mengakibatkan ekspor susu bubuk terus anjlok. Untungnya negeri di belahan bumi selatan itu tertolong oleh industri pariwisata.Â
Dalam dua dekade terakhir, Selandia Baru menjadi lokasi syuting beberapa film laris Hollywood, antara lain Lord of The Ring dan Hobbit. Syuting yang berlokasi di Hobbiton ini menggerakkan industri pariwisata. Para wisatawan penasaran dengan keelokan Hobbiton.
Pada 2015 lalu, kota kecil itu menerima 3,1 juta kunjungan wisatawan, yang merupakan angka tertinggi kunjungan wisatawan mancanegara di Hobbiton. Asosiasi Industri Pariwisata Selandia Baru memperkirakan nilai belanja turis asing di negara itu mencapai NZ$13,5 miliar (US$8,85 miliar). Angka itu mengalahkan nilai ekspor susu bubuk yang tercatat sebesar NZ$13 miliar yang dihasilkan pada periode yang sama.
Tren tersebut diperkirakan tidak akan turun karena nilai dolar Selandia Baru melemah dan kapasitas penerbangan terus meningkat. Biro perjalanan wisata Hobbiton Movie Set Tours mengaku, bisnisnya terus tumbuh hingga 40 persen dibanding tahun sebelumnya. Perusahaan itu melayani 2.500 orang per hari di lokasi syuting film Lord of The Ring di North Island.
The Green Dragon Inn melayani sekitar 1.000 liter bir per hari, ujar General Manager Russell Alexander. Turis yang tidak melakukan pemesanan lewat Internet bahkan dipastikan tidak kebagian tempat penginapan. Demikian juga dengan di Queenstown, lokasi tempat petualangan di kawasan South Island yang sering dijadikan tempat syuting film, suplai hotel terus kekurangan terutama untuk Tahun Baru. Bahkan, Copthorne Hotel dan Resort Queenstown Lakefront sudah penuh dipesan untuk masa liburan Imlek pada 7 Februari 2015 mendatang.
KOMENTAR
0