Dampak dari penyebaran virus corona di berbagai negara telah memukul sektor pariwisata dan sektor pendukungnya, di antaranya adalah sektor transportasi. Sektor transportasi udara mengalami dampak yang signifikan akibat ketakutan orang untuk bepergian serta adanya larangan kunjungan dari warga negara tertentu ke suatu negara meski hanya sekadar transit. Bahkan, ada beberapa negara yang melakukan lockdown untuk mengurangi penyebaran COVID-19 ini.
Salah satu maskapai yang terdampak dari kejadian luar biasa ini adalah Singapore Airlines (SIA). Singapore Airlines melakukan pengurangan kapasitas penumpang sebanyak 96% karena COVID-19 mengganggu perjalanan global. Perusahaan ini melakukan grounded 138 pesawat Singapore Airlines dan SilkAir (yang melayani penerbangan regional) dari total 147 armadanya. Selain itu, SIA Group juga secara melakukan grounded pada 47 pesawat dari 49 armada yang dimilikinya di Scoot.
Manajemen Singapore Airlines menyebut wabah COVID-19 sebagai “tantangan terbesar” yang harus dihadapi dan belum bisa menentukan layanan normal karena belum ada kepastian kapan larangan kunjungan di beberapa akan dicabut. Bahkan, pemerintah Singapura sendiri sejak tanggal 23 Maret 2020 telah melarang warga negara asing yang hendak berkunjung atau sekadar singgah ke Singapura.
Langkah-langkah yang dilakukan Singapore Airlines untuk mengatasi dampak wabah COVID-19 di antaranya adalah melakukan pendekatan pada produsen pesawat untuk menunda pengiriman dan pembayaran pesawat yang akan datang. Sementara untuk tetap menjaga cash flow, SIA menempuh langkah kredit, serta melakukan pembicaraan dengan beberapa lembaga keuangan untuk mengamankan kebutuhan pendanaannya di masa depan.
Langkah lainnya yang diambil manajemen SIA adalah melakukan pemotongan gaji manajemen dan biaya dewan direksi, serta menerapkan skema cuti sukarela tanpa gaji untuk staf hingga posisi manajemen tertentu.
KOMENTAR
0