Standar Keamanan untuk Pameran Furnitur

Thursday, 11 August 16 Venue

Standar Keamanan untuk Pameran Furnitur

Dua organisasi nirlaba Kids in Danger dan Shane’s Foundation mengingatkan kepada pengelola pusat belanja peralatan rumah tangga dan pameran furniture, berhati-hati dalam memajang display mereka. Pasalnya, tak semua furnitur ramah terhadap anak. Kasus terbaru di Amerika Serikat, IKEA me-recall 29 juta peti dan meja rias karena bisa melukai anak-anak.

Dua lembaga itu menemukan, sudut lancip meja rias kerap melukai anak. Atau kaki-kaki meja rias yang tak stabil, yang dapat ambruk saat dipanjati anak-anak. “Orangtua harus mulai berpikir apakah furnitur mereka aman, karena standar keamanan yang saat ini dijalankan atas produk furnitur belum cukup untuk membuat anak-anak aman,” ujar Jan Schakowsky, dari Komisi Kemanan Produk Amerika Serikat (CSPC).

BACA JUGA:   Hewan Asli Madagaskar ini Hadir di Royal Safari Garden

Seturut data dari CPSC, terdapat 819 kasus kecelakaan akibat furnitur dari 1 Januari 2010 sampai 14 Oktober 2015. Dari data itu 101, atau 12 persen, menyebabkan kematian. “Tak banyak yang sadar soal ini,” kata Nancy Cowles, Direktur Eksekutif Kids in Danger, organiasai yang berbasis di Chicago. Ia menyebut furnitur merupakan “bahaya laten di rumah.”

BACA JUGA:   Biro Perjalanan Insentif Wajib Patuh Pedoman CHSE

Selama ini, furnitur standar Amerika mensyaratkan lemari tetap berdiri tegak meskipun semua laci dibuka. Dan tetap berdiri meskipun dipanjati anak seberat 25 kilogram. Hal ini juga diterapkan pada barang-barang yang dipamerkan di toko maupun mal. Standar ini juga diterapkan perhelatan pameran furnitur.

Namun hasuk tes yang dilakukan Furniture Center of Excellence di Belanda, menemukan 10 dari 19 peti dan meja rias gagal memenuhi standar tersebut.

BACA JUGA:   Singapura Miliki Paspor Terkuat di Dunia

Sementara itu, Andy Counts, CEO dari American Home Furnishings Alliance, sebuah kelompok perdagangan yang mewakili pembuat furnitur, mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis bahwa pihaknya berharap untuk bekerja dengan CPSC dan organisasi nirlaba untuk memperkuat standar industri “yang diperlukan”. (LC)

 

Penulis: Ludhy Cahyana