Strategi Kemenparekraf Hadapi Isu Resesi 2023

Tuesday, 10 January 23 Bonita Ningsih

Setelah diterpa badai pandemi COVID-19, perekonomian dunia akan kembali dihadapi dengan isu resesi pada tahun 2023. Tak hanya mengancam perekonomian dunia, isu resesi juga akan berdampak besar terhadap pariwisata Indonesia. 

Berdasarkan pernyataan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Indonesia harus selalu waspada terhadap ancaman resesi di tahun 2022. Selain resesi, Sri Mulyani, juga mengatakan utang, geopolitik, hingga perubahan iklim juga akan menjadi ancaman terbesar bagi perekonomian dunia khususnya Indonesia. 

Menanggapi hal tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno telah mempersiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi isu resesi. Dalam hal ini, Kemenparekraf, akan fokus pada pengembangan wisatawan mancanegara dengan mengarahkan ke pasar-pasar besar yang telah dimiliki Indonesia.

“Potensi resesi sudah terpetakan di mana ada tiga lokomotif dunia yaitu Amerika Serikat, China, dan Eropa diperkirakan ekonominya akan melambat. Tentunya ini semua akan berdampak terhadap pengeluaran masyarakat terutama di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” jelas Sandiaga dalam “The Weekly Brief With Sandi Uno” secara hybrid pada 9 Januari 2022. 

BACA JUGA:   Efek Pandemi, Healing Menjadi Trend Baru Berwisata

Nantinya, Kemenparekraf akan fokus pada pasar wisman yang memiliki peluang besar datang ke Indonesia. Beberapa negara yang telah diincar Kemenparekraf untuk berkunjung ke Indonesia adalah India, Australia, Selandia Baru, Malaysia, hingga Singapura.

“Pasar India di Indonesia memiliki peningkatan yang sangat luar biasa, Malaysia dan Singapura juga masih terus bertumbuh. Sedangkan, Australia dan Selandia Baru kami fokuskan karena dianggap tidak masuk zona resesi,” ucap Sandiaga. 

Lebih dari itu, Kemenparekraf juga akan menggenjot pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) yang dijadikan penopang utama bagi industri tersebut. Menurutnya, perekonomian Indonesia masih akan bertumbuh sekitar 5 persen sehingga pihaknya fokus untuk mendorong pergerakan wisnus yang memiliki target 1,2 miliar sampai 1,4 miliar pada 2023.

BACA JUGA:   Pemerintah Perketat Persyaratan Masuk ke Bali

“Kami menilai pertumbuhan perekonomian negara khususnya di bidang parekraf sangat didorong oleh pergerakan wisatawan nusantara. Kami juga melihat kekuatan ekonomi domestik kita yang menjadi tulang punggung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” ujarnya lagi.

Saat ini, Kemenparekraf, sedang menentukan definisi pergerakan wisnus yang bergerak antar kabupaten dengan perjalanan enam jam. Menurut Sandiaga, masyarakat yang melakukan perjalanan dengan durasi tersebut dapat diarahkan untuk melakukan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan parekraf.

“Kami bisa picu mereka dengan beberapa kegiatan seperti pelaksanaan event, wisata kuliner, shopping, wisata healing, maupun desa wisata di sekitarnya,” Sandiaga menambahkan.

BACA JUGA:   Gelar Batik Nusantara Mempromosikan Batik Papua

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf Nia Niscaya, mengatakan akan mendorong penyelenggaraan event di luar kabupaten. Selain untuk mempromosikan daerah tersebut, hal ini dilakukan untuk menarik perhatian masyarakat agar mau berkunjung ke sana. 

“Supaya bisa dinikmati oleh orang-orang di luar wilayah kabupaten itu dan terhitung sebagai wisatawan nusantara. Karena intinya pergerakan orang akan menimbulkan pergerakan ekonomi,” kata Nia.