Dalam rangka memperingati hari angklung sedunia, warga Bandung menyelenggarakan kegiatan bermain angklung bersama di Gedung Sate, Bandung, pada 19 November 2017. Acara ini diikuti sekitar 6.000 pemain angklung, di antara berasal dari Saung Angklung Mang Udjo dan Keluarga Besar Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Esthy Reko Astuti, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata, mengatakan, falsafah yang terkandung dalam permainan angklung adalah kita harus bersatu-padu untuk mencapai cita-cita bersama, sebab angklung tidak bisa dimainkan oleh hanya satu orang.
Sejak UNESCO menetapkan angklung sebagai warisan budaya asli dari Indonesia, angklung perlu dilestarikan dan diimplementasikan dengan cara menjaga, memelihara, dan mengajarkannya ke seantero nusantara.
“Melalui acara Angklung’s Day 2017 ini diharapkan dapat membuat seluruh para peserta selalu mengingat budaya leluhur dan tetap menjaga kelestariannya,” ujar Esthy.
Kenny Dewi Kaniasari, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, mengatakan, tema besar dalam pesta angklung ini adalah “Karya Nyata Pemersatu Bangsa”. Kenny juga meminta semua masyarakat untuk membantu melestarikan alat musik tradisional khas Jawa Barat ini.
“Angklung’s Day 2017 digelar untuk memperingati hari angklung dunia dari UNESCO yang pada 16 November 2010 ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya dunia tak benda. Ini menjadi acara ketujuh kali dan akan diselenggarakan Kabumi UPI sejak tahun 2010,” ujar Kenny.
Dengan mengajak para siswa sebagai peserta, Kenny berharap anak-anak muda dapat mengenal budaya bangsa. Kemudian anak-anak muda dapat melestarikan budaya itu sehingga tak hilang digerus zaman. “Dulu, angklung memegang bagian penting dari aktivitas upacara tertentu, khususnya pada musim panen,” ujar Kenny.
Bagi Menpar Arief Yahya, kegiatan ini merupakan wujud nyata masyarakat Jawa Barat dalam upaya memelihara dan mengembangkan seni angklung. “Angklung ini sudah menjadi budaya dan milik dunia. Masyarakat Jawa Barat mesti menjadi bagian paling depan untuk menjaga alat musik tersebut,” kata Arief Yahya.
“Kami berharap kemolekan irama dan harmoni dari 6.000 angklung Wonderful Indonesia ini dapat menggelitik rasa ingin tahu wisman untuk datang ke Indonesia,” ujar Arief.
KOMENTAR
0