Tiga Strategi Meningkatkan Jumlah Pameran dan Konferensi

Wednesday, 30 March 16 Venue

Tahun ini, Komisi Pariwisata dan Kebudayaan Nasional Arab Saudi menargetkan jumlah pameran dan konferensi naik sebesar 20 persen. Target itu, diakui Tarek Al-Essa, Executive Director Program Nasional Konferensi dan Pameran, akan ditopang oleh tiga langkah, yaitu diversifikasi ekonomi, menggenjot investasi di sektor strategis, dan mengembangkan program nasional konferensi dan pameran.

“Target pemerintah adalah menjadikan Arab Saudi sebagai destinasi tujuan utama konferensi dan pameran di Timur Tengah pada 2020,” kata Al-Essa.

Mohammed Al-Hussieny, Vice Chairman Komite Nasional Sektor Konferensi dan Pameran, mengatakan, Arab Saudi diuntungkan dengan posisinya sebagai ekonomi terkuat di kawasan Timur Tengah. “Kami juga memiliki gurun pasir hingga pantai yang bisa ditawarkan kepada wisatawan MICE,” ujarnya.

BACA JUGA:   ASEAN Dukung Perdagangan Multilateral yang Inklusif dan Transparan

Sebagai informasi, Program Nasional Konferensi dan Pameran mencatat, ada 7.900 event yang menarik empat juta pengunjung ke Negeri Minyak itu sepanjang 2015. Jumlah event itu naik 23 persen dibandingkan 2014. Pertumbuhan positif industri konferensi dan pameran membuat Arab Saudi dijamuri 700 Event Organizer (EO) dalam dua tahun terakhir. Saat ini, diperkirakan ada 3.100 EO dengan berbagai skala di negara tersebut.

Khalid Al-Rasheed, Anggota Dewan Arab Federation Expert of Tourism, mengingatkan, jumlah EO yang mencapai ribuan tak lantas menjamin kualitas sebuah event. “Memiliki daya saing adalah kunci mereka untuk berkompetisi dengan sesama pemain lokal, bahkan dengan EO asing,” tuturnya. 

BACA JUGA:   Pesawat Jet Pribadi Eksekutif Pertama di Bali

Di lain pihak, EO lokal menilai, target peningkatan jumlah event sebesar 20 persen terlalu ambisius. Pasalnya, menurut Badr Al-Neef, salah satu organizer, kondisi perekonomian sepanjang 2016 belum akan membaik. Harga minyak mentah dunia masih berada di titik terendah yang melemahkan daya beli masyarakat. Gabla Salman, profesional conference organizer (PCO), juga mengkritik prosedur pengurusan visa bagi exhibitor dan pengunjung dari luar negeri ke Arab Saudi sangat rumit.

Meski begitu, menurut Al-Essa, Pemerintah Arab Saudi akan tetap menjalankan strateginya dalam mencapai pertumbuhan sektor konferensi dan pameran sebesar 20 persen. Pertengahan Maret 2016, Pemerintah Arab Saudi mengumumkan investasi sebesar US$1,6 miliar untuk mempercepat pengerjaan sejumlah venue MICE di negara tersebut. King Salman International Conference Center yang berlokasi di Medina misalnya, ditargetkan beroperasi pada akhir 2016. Sementara, ruang konferensi dan pameran di International Airport of the King Khalid di Riyadh baru akan dibuka pada tahun 2020.

BACA JUGA:   Rakernas ASPERAPI 2023: Indonesia Siap Bidik World Expo

Penulis: Siska Maria Eviline