Bale Raos, Meeting dalam Sajian Autentik Keraton Yogyakarta

Monday, 20 November 17 Harry
Bale raos

Berdiri di lingkungan Keraton Sultan Yogyakarta, Bale Raos Restaurant hadir dengan kuliner autentik keraton berpadu budaya lokal. Keberadaannya diprakarsai oleh Ratu Hermas, Istri Sultan Hamengkubuwono X, yang berkeinginan melestarikan sekaligus mendekatkan kuliner khas keraton kepada masyarakat.

Ide tersebut kemudian direalisasikan KGP Haryo Hadiwinoto, adik Sultan Hamengkubuwono X, pada 23 Januari 2004. Awalnya, restoran ini hanya bagi kalangan tertentu. Pada tahun 2006, menurut Sugeng, General Manager Bale Raos, restoran ini membuka pintunya bagi pengunjung umum.

Dari sisi interior, Bale Raos menonjolkan gaya tradisional yang didominasi material kayu, ukiran, serta warna hijau yang menyimbolkan keagungan dan kemakmuran. Nuansa tersebut diperkuat dengan kehadiran kolam, taman, dan deretan sangkar burung yang tertata apik di halaman restoran. “Di Bale Raos, pengunjung tidak sekadar menikmati hidangan khas keraton. Kami juga menawarkan suasana Keraton Yogyakarta yang kental dengan sejarah,” ungkapnya.

Sugeng menjelaskan, Bale Raos terbagi atas dua area utama, yaitu outdoor (luar ruang) dan indoor (dalam ruang). Untuk area luar ruang, restoran ini menawarkan dua joglo yang terletak berseberangan: Joglo Selatan berkapasitas 90 orang dan Joglo Utara dengan daya tampung 50 orang. Masing-masing joglo disokong Soko Guru (tiang utama) yang dihiasi ukiran khas keraton berwarna keemasan dan lampu gantung bergaya antik. Diakui Sugeng, sebagian besar tamu menjadikan area luar ruang sebagai tempat favorit. Pasalnya, di area ini pengunjung berkesempatan menikmati langit malam sambil bersantap.

BACA JUGA:   Cranky Crab, Bersua Kolega Bisnis di Atas Bahtera

Sementara area dalam ruang yang memiliki luas 36 x 36 meter persegi mampu menampung 400 orang, baik untuk long table maupun round table. Bagian ini, kata Sugeng, dapat disekat menjadi empat ruang terpisah dengan kapasitas 20-30 orang. “Kami menyediakan atraksi tambahan untuk menemani momen bersantap pengunjung, mulai dari tarian tradisional khas keraton hingga suguhan musik keroncong yang dapat dinikmati setiap Jumat dan Sabtu malam,” imbuhnya.

Kekuatan sajian Bale Raos terletak pada cita rasa kuliner keraton yang diadaptasi dari sejumlah menu favorit Sultan Hamengkubuwono IX dan disesuaikan dengan lidah pengunjung umum. Sebagai pembuka, pengunjung dapat menikmati Selada Huzar yang konon kerap dihidangkan untuk Sultan Hamengkubuwono VIII. Hidangan ini terdiri atas kentang goreng, buncis, mentimun, wortel, bawang merah, dan telur yang disajikan bersama mayones.

Bale raos

Sementara untuk hidangan utama, Bale Raos menawarkan tiga menu favorit. Pertama, Bebek Suwar-Suwir, yang merupakan menu kreasi juru masak keraton berdarah Belanda. Dalam hidangan ini, daging bebek diolah dengan kedondong dan disajikan bersama saus kedondong parut, yang memberikannya cita rasa asam-manis. Kedua, Bestik Lidah, yang menyajikan lidah sapi dengan saus kental, Kentang Ongklok, dan serces (sayuran kesukaan Sultan Hamengkubuwono IX). Kentang Ongklok diolah dari kentang, susu, dan mentega yang dikukus dalam panci bertutup. Ketika kuah mengental, panci akan diguncang-guncang hingga tekstur kentang tercacah kasar.

BACA JUGA:   Cerita Rasa dari Tosca Restaurant

Ketiga, Sekul Jene. Hidangan ini merupakan tumpeng nasi kuning dalam balutan daun pandan. Menu yang biasanya disajikan dalam berbagai acara adat ini dihidangkan bersama rolade kuning telur, keripik kentang, dendeng ragi, tempe, sambal goreng udang, dan sayuran segar. “Menu favorit lainnya adalah Nasi Bakar Ayam Panggang, yang kami sajikan dengan tauge dan bumbu kacang,” kata Sugeng.

Untuk hidangan penutup, Bale Raos menawarkan Manuk Nom, puding bercita rasa manis yang diolah dari tape ketan hijau. Sebagai penyeimbang rasa, pengunjung dapat menikmati Manuk Nom dengan Teh Sereh yang memiliki rasa manis-asam. Untuk minuman, Beer Djawa merupakan salah satu andalan. Tidak perlu khawatir, minuman ini tidak mengandung alkohol, karena pada dasarnya minuman ini merupakan racikan jahe, secang, jeruk nipis, dan sereh. “Beer Djawa diciptakan saat Sultan Hamengkubuwono VII menjamu tamu dari Belanda,” jelas Sugeng.

BACA JUGA:   Kopi Lima Detik Hadirkan Kafe Berkonsep Garden Indoor

Sugeng menuturkan, 60 persen pengunjung Bale Raos didominasi oleh korporasi. Sisanya diisi grup wisata. Itulah alasan Bale Raos menyediakan sederet fasilitas meeting, seperti Ballroom Bale Raos berkapasitas 400 orang dan hall bergaya outdoor dengan daya tampung 40 kursi. “Dalam seminggu, kami bisa menerima pemesanan meeting dari dua perusahaan. PT KAI, PT Pos Indonesia, Indosat Ooredoo, dan beberapa perusahaan farmasi pernah menggelar pertemuan dan event di sini,” ujarnya.

Alamat

Jl. Magangan Kulon No. 1

Yogyakarta 55283

T/F: (0274) 415550

E: baleraos_yogya@ymail.com

W: baleraos.co.id

 

Jam Operasional

Senin-Minggu: 10.00–22.00 WIB

 

Kisaran Harga

Makanan: Rp15.000-27.000

Minuman: Rp15.000-25.000