Pariwisata dengan segala komponen di dalamnya menjadi salah satu industri yang paling berdampak dengan adanya pandemi COVID-19. Hal ini dapat dilihat dari pelaku usaha agen perjalanan yang mengalami penurunan bisnis secara signifikan selama pandemi. Tidak hanya terjadi di kota-kota besar Indonesia, penurunan bisnis agen perjalanan juga merata di daerah lain, seperti di Riau.
“Akhir Februari 2020, sudah banyak pelanggan yang meminta refund tiket penerbangan dan paket tur yang sudah dibeli sebelumnya. Ditambah dengan adanya lock down di beberapa daerah Indonesia, semakin membuat bisnis kita down,” ujar Harpina Diansari, emilik PT Aras Hijrah Travel yang berdomisili di Riau.
Oleh karena itu, Dian yang juga berperan aktif sebagai Ketua DPD Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO) Riau membagikan tips bagaimana pelaku agen perjalanan dapat bertahan di tengah pandemi. Menurutnya, terdapat lima langkah utama yang harus diperhatikan bagi para pelaku usaha agen perjalanan, yakni:
1. BPJS Ketenagakerjaan
Sejak didirikan, PT Aras Hijrah Travel sudah mendaftarkan seluruh karyawannya dengan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Menurutnya, dengan aktif membayar BPJS dapat membantu karyawannya saat berada di situasi sulit saat ini.
“Saat pandemi datang, BPSJ Ketenagakerjaan kami cairkan dan mendapatkan angka yang fantastis dari dana tersebut. Karyawan saya mendapatkan 10 bulan gaji dari pencairan dana BPJS itu. Jadi, karyawan tidak perlu takut lagi karena ada stok uang dari BPJS Ketenagakerjaan,” jelas Dian.
2. Bantuan Organisasi dan Pemerintah
Dalam hal ini, ASTINDO DPP Riau telah memberikan bantuan berupa paket sembako bagi anggota yang terdampak. Selain itu, pemerintah melalui Dinas Pariwisata Riau bekerja sama dengan Polri juga telah memberikan sembako kepada para pelaku pariwisata di daerahnya.
“Tujuh bulan pandemi berlangsung, kami baru menerima bantuan dari pemerintah dua minggu yang lalu. Tetapi, semua harus tetap disyukuri,” dia menambahkan.
3. Mengikuti Pelatihan Online
Ia mengajak seluruh anggota ASTINDO Riau untuk mengikuti pelatihan online terkait digital marketing selama pandemi. Pelatihan ini dimaksudkan untuk menambah kemampuan para anggotanya agar tetap produktif walaupun di rumah saja.
“Hingga saat ini, kami masih berharap ada bantuan dan kerja sama dari pemerintah untuk mengadakan program belajar online bagi anggota kami di sini,” ucapnya.
4. Membuka Bisnis Baru di Luar Agen Perjalanan
Bagi anggotanya yang memiliki kemampuan di bidang lain, dapat memanfaatkan peluang tersebut dengan membuka bisnis lain. Salah satu yang paling diminati ialah bisnis di bidang kuliner.
“Setiap orang harus pintar memutar otak agar dapat bertahan di tengah pandemi ini. Bisnis kuliner memang tidak akan pernah mati, makanya banyak di antara mereka yang mencari uang dari dapurnya,” ungkapnya lagi.
5. Mengandalkan Perjalanan Domestik
Dalam kondisi seperti ini, melakukan perjalanan internasional memang dinilai belum efektif untuk dilakukan. Oleh karenanya, pelaku agen perjalanan diminta untuk mengutamakan perjalanan domestik saat melakukan penawaran bisnis dengan kliennya. Membuat paket tur domestik yang menarik dan mengedepankan protokol kesehatan, akan menjadi pilihan terbaik saat ini.
“Saat kondisi Pekanbaru menjalani new normal, kami mulai menawarkan paket-paket perjalanan domestik. Kami mulai di akhir Juli kemarin dan ternyata banyak pelanggan kami yang tertarik untuk membelinya. Banyak di antara mereka yang sudah bosan dan ingin mencoba refreshing dengan berlibur,” ucapnya.
Meskipun bisnisnya belum kembali normal, menurutnya, perjalanan domestik sangat membantu pemasukan di perusahaannya. PT Aras Hijrah Travel memulai kembali bisnisnya dengan melakukan perjalanan domestik ke Sumatera Barat dan Sumatera Utara di bulan Agustus 2020.
“Kebanyakan klien memilih untuk melakukan perjalanan menggunakan bus, bukan pesawat. Selain masih takut untuk bepergian jauh, kalau naik pesawat itu banyak aturan yang harus dilakukan, makanya mereka lebih memilih berwisata ke daerah-daerah dekat Riau,” ujar Dian lagi.
KOMENTAR
0