Tahun lalu, Durban International Convention Centre membukukan laba bersih sebesar ZAR32 juta atau setara Rp27,49 miliar (ZAR1=Rp859). Sementara itu, laba kotor berada di angka ZAR157 juta atau sekitar Rp134,88 miliar. Pencapaian itu mengukuhkan posisi Durban International Convention Centre sebagai salah satu pusat konvensi terdepan di Afrika Selatan dan Benua Hitam.
Melansir The Independent, Lindiwe Rakharebe, CEO Durban International Convention Centre, mengatakan, terjadi pertumbuhan pendapatan (year-on-year) sebesar ZAR5,3 juta yang ditopang peningkatan jumlah event hingga 20 persen dibandingkan tahun 2014. Selain itu, laba sebelum pajak pun turut melambung dari ZAR29 juta pada 2014 menjadi ZAR39 juta pada tahun lalu. Dengan begitu, tahun fiskal 2015 Dubai International Convention Centre menyumbang ZAR4,5 juta terhadap produk domestik bruto (PDB) Provinsi KwaZulu Natal dan menciptakan 10.874 lapangan pekerjaan.
Rakharebe menjelaskan, alasan Durban International Convention Centre menjadi salah satu pusat konvensi terbaik di Afrika Selatan adalah sistem audit yang dijalankannya selama dua tahun terakhir. Audit, imbuhnya, membuat sistem keuangan dan kontrol internal menjadi lebih baik dan sehat. Durban International Convention Centre telah mengantongi sertifikasi Manajemen Kualitas (ISO 9001), Tanggung Jawab Lingkungan (ISO 14001), dan Food Safety (ISO 22000 dan HACCP). “Hal ini meningkatkan kepercayaan publik dan daya saing kami di market yang semakin kompetitif,” ujarnya.
Pada 2014, Durban International Convention Centre didaulat sebagai salah satu dari 15 pusat konvensi terbaik di dunia oleh International Association of Congress Centres (AIPC). Penghargaan itu diukur berdasarkan kepuasan klien yang disurvei oleh perusahaan riset pasar internasional, Ipsos. Adapun indikator kepuasan meliputi venue, food and beverage, teknologi, audio visual, dan proses manajemen event.
Penulis: Siska Maria Eviline
KOMENTAR
0