Sensasi Berwisata di Bekas Tambang Batu

Monday, 05 November 18 Venue
Tebing Breksi

Datanglah ke Tebing Breksi ketika hari masih pagi. Saat cuaca cerah, dari tebing ini, tampak jelas panorama megah lanskap Gunung Merapi. Tempat yang cocok bagi para pencari obyek wisata instagramable.

Jika Anda berencana wisata ke Yogyakarta, pastikan Tebing Breksi menjadi salah satu tempat yang masuk dalam daftar kunjungan. Lokasi bekas tambang batu di Dusun Groyakan, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, tersebut sejak tahun 2015 disulap menjadi obyek wisata dan diberi nama Taman Tebing Breksi.

Kholiq Widiyanto, penggiat Pokdarwis Lawa Ijo yang mengelola aktivitas wisata di Taman Tebing Breksi, mengatakan, lokasi yang sekarang menjadi obyek wisata merupakan tambang batu yang sudah dieksplorasi selama 35 tahun. “Aktivitas menambang oleh masyarakat sudah berlangsung turun0temurun. Namun setelah ada hasil penelitian, batuan Tebing Breksi merupakan hasil endapan abu vulkanis dari letusan gunung purba Ngelanggeran. Pada 2014 pemerintah menyatakan kawasan ini menjadi kawasan Cagar Budaya, dan dilarang ada kegiatan penambangan,” ungkapnya.

Lebih lanjut Kholiq menceritakan, bekas tambang tersebut awalnya akan dimanfaatkan untuk lahan pertanian. “Namun, masyarakat kebingungan mau tanam apa di atas batu. Akhirnya sepakat untuk dikembangkan sebagai obyek wisata, dan mulai dibuka pada 2015 yang diresmikan oleh Gubernur,” ujarnya.

Dari pusat Kota Yogyakarta (Jalan Malioboro), obyek wisata ini berjarak sekitar 18 kilometer, dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua dengan lama perjalanan sekitar 43 menit. Mencapai obyek wisata ini pun cukup mudah, jalan beraspal halus terhampar hingga ke pintu masuk, dan memungkinkan dilalui bus berkapasitas besar.

BACA JUGA:   Daegu, Hub Pendidikan dan Budaya

Tebing Breksi

Lalu, aktivitas apa saja yang bisa dilakukan di Taman Tebing Breksi? Kholiq mengatakan, bentuk tebing yang unik dan dikelilingi pemandangan alam nan elok menjadikan berswafoto adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan wisatawan. Mulai bawah hingga ke bagian atas tebing, obyek wisata ini menawarkan spot yang instagramable.

Pada bagian atas tebing, untuk mendukung aktivitas swafoto, di beberapa titik disediakan properti, seperti pintu rumah, kerangka bagian depan rumah, sangkar burung raksasa yang cukup untuk dua orang dewasa, ada pula spot berfoto dengan properti berbentuk bintang berukuran besar dengan tulisan Tebing Breksi.

Bentuk tebing ini semakin cantik dengan adanya relief naga raksasa, yang menjadi ciri khas Taman Tebing Breksi. “Relief dinding tebing ini dibuat oleh Kasdiwiyanto, pemahat asal desa kami,” ungkap Kholiq.

Bagi Anda yang ingin mendapatkan foto dengan suasana dramatis, Kholiq menyarankan datang ke Taman Tebing Breksi pada pagi atau sore hari. “Taman Tebing Breksi buka mulai pukul 04:30, sebaiknya datang sebelum pukul 09:00. Kalau ingin datang sore, sebaiknya setelah pukul 15:00. Malam hari, suasananya juga bagus, tebing terlihat makin cantik dengan berhiaskan lampu,” jelasnya.

Obyek wisata ini juga dilengkapi fasilitas amfiteater berkapasitas tempat duduk hingga 1.000 orang dengan background tebing kokoh nan menjulang tinggi. Pada 19 Oktober 2018 lalu, amfiteater tersebut menjadi lokasi konser musik bertajuk Kroncong Plesiran. “Awalnya, amfiteater hanya dimanfaatkan warga sekitar untuk berlatih kesenian tradisional. Kemudian, banyak yang tertarik menyewa tempat tersebut untuk menggelar event,” terang Kholiq lagi.

BACA JUGA:   Menangkap Magis Borobudur Dari Punthuk Setumbu

Tidak lengkap rasanya jika obyek wisata tidak dilengkapi fasilitas untuk memanjakan lidah. Menurut Kholiq, untuk memudahkan wisatawan yang datang, Taman Tebing Breksi juga dilengkapi pusat kuliner. “Pedagang di pusat kuliner adalah warga sekitar. Makanan dan minuman yang ditawarkan adalah menu tradisional, seperti gudeg,” jelasnya.

Viral di Media Sosial

Meski terbilang masih baru, keberadaan Taman Tebing Breksi sudah cukup populer. Kholiq mengatakan, setiap hari obyek wisata ini rata-rata dikunjungi 1.000-2.000 wisatawan. “Pada saat akhir pekan jumlah pengunjung bisa meningkat dua kali lipat. Apalagi pada saat long weekend,” ungkapnya.

Kholiq mengungkapkan, popularitas Taman Tebing Breksi berkat viralnya obyek wisata ini di media sosial. “Hanya butuh waktu satu tahun semenjak dibuka, tempat ini sudah dikenal banyak orang dan ramai dikunjungi,” jelasnya.

Semenjak dua tahun lalu, obyek wisata ini juga sudah dilengkapi fasilitas jaringan internet nirkabel. “Taman Tebing Brekasi dilengkapi wifi.id. Ada juga fasilitas Wi-Fi sumbangan dari Kominfo Provinsi, Kominfo Kabupaten, termasuk yang disediakan oleh pengelola,” ujar Kholiq.

Kholiq mengungkapkan, banyak wisatawan yang datang setelah melihat posting-an foto Tebing Breksi di media sosial. Novianti Hestriana misalnya, pengunjung asal Jakarta ini mengaku penasaran setelah melihat posting-an foto-foto di Instagram. “Tempatnya memang cocok untuk selfie, spot foto juga banyak,” ungkapnya.

BACA JUGA:   Menelusuri Jejak Budaya Arab di Kampung Al Munawar

Lebih lanjut wanita yang biasa disapa Novi tersebut mengungkapkan, kelebihan utama obyek wisata ini adalah aksesnya yang mudah dijangkau. “Jalan menuju tempat ini bagus, tidak butuh waktu lama menjangkaunya. Ditambah dengan tempat parkirnya yang luas,” terangnya lagi.

Tebing Breksi

Senada dengan Novi, Mulyadi, wisatawan asal Tangerang Selatan, datang bersama empat temannya setelah melihat unggahan foto di Instagram teman. “Waktu itu ada teman kuliah yang posting foto lagi di Tebing Breksi. Terus saya cari informasi lengkapnya di internet, ternyata memang menarik, dan dekat dengan Candi Ijo, kami mau sekalian ke sana,” terangnya.

Berkat kekuatan media sosial, kini Tebing Breksi telah menjadi salah satu daya tarik wisata favorit di Yogyakarta. Kholiq bersyukur pemanfaatan bekas tambang menjadi obyek wisata merupakan pilihan  tepat dan bisa mendatangkan berkah bagi warga sekitar. Sektor pariwisata menjadi mata pencaharian menggantikan aktivitas penambangan. “Banyak yang beralih profesi, dari penambang menjadi pelaku pariwisata, termasuk saya. Dulu saya sopir truk pengangkut batu, sekarang beralih ke bidang pariwisata, bersama teman-teman aktif di pokdarwis mengembangkan pariwisata Taman Tebing Breksi,” ungkapnya.

Penulis: Erwin Gumilar