Bank Rakyat Indonesia (BRI) bekerja sama dengan Karambia Runners dan BRI Runners serta didukung oleh Kementerian Pariwisata akan menggelar lomba lari BRI Mandeh Run 2019 yang berlangsung di kawasan wisata Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, pada 3 Maret 2019. BRI Run Mandeh 2019 akan terbagi dalam tiga kategori, yakni 5K, 10K, dan 21K.
Penyelenggaraan BRI Mandeh Run 2019 yang baru pertama kali ini menargetkan akan diikuti 2.000 peserta dari dalam negeri dan mancanegara. Kegiatan ini juga merupakan upaya untuk mempromosikan keindahan kawasan wisata Mandeh yang mendapat julukan sebagai “The Paradise of the South” serta “Raja Ampat Sumatera”.
Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI, mengatakan, “BRI Mandeh Run 2019 sebagai event sport tourism sangat efektif untuk mempromosikan pariwisata Mandeh,” kata Arief Yahya.
Arief Yahya mengatakan, lomba lari internasional banyak diminati masyarakat dunia, apalagi bila diikuti para pelari tersohor yang juga sebagai endorser akan memiliki media value tinggi dan menjadi ajang promosi yang sangat efektif. “Target panitia BRI Mandeh Run 2019 akan diikuti 2.000 peserta dari dalam negeri dan mancanegara, serta diharapkan akan mendapat liputan dan media value yang besar sehingga Mandeh akan terpromosikan secara luas,” kata Arief Yahya.
Andrinof A. Chaniago, Komisaris Utama Bank BRI, mengatakan, melalui BRI Mandeh Run 2019, keindahan kawasan wisata Mandeh akan cepat dikenal oleh wisatawan di dalam negeri maupun mancanegara. “Pembangunan fasilitas jalan sepanjang 43 kilometer di kawasan Mandeh baru saja selesai. Kita manfaatkan untuk BRI Mandeh Run 2019 sebagai ajang untuk mempromosikan Mandeh,” kata Andrinof A. Chaniago.
Kawasan Mandeh yang menyuguhkan gugusan pulau membentang melingkar seluas 18.000 hektare di Teluk Carocok, Kabupaten Pesisir Selatan, merupakan kawasan wisata bahari terpadu yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Juli 2015. “Kawasan wisata Mandeh memiliki potensi bahari yang kuat sehingga membutuhkan komitmen dukungan multisektor yang tinggi untuk dikembangkan secara terencana dan terpadu,” kata Arief Yahya.
Sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang mengandalkan wisata bahari, Pemda Kabupaten Pesisir Selatan pada 2007 telah menyusun master plan pengembangan kawasan wisata Mandeh yang memiliki potensi di dalamnya berupa terumbu karang seluas 70,32 hektare, mangrove 313,32 hektare, padang lamun 21,23 hektare, dan keragaman hayati seluas 404,55 hektare.
Kawasan wisata Mandeh dikembangkan berdasarkan zonasi, yakni zona pariwisata bahari, rekreasi, dan edukasi yang dilakukan dalam beberapa tahapan, antara lain peningkatan kesadaran kolektif, pengembangan rencana kawasan wisata bahari, pengembangan kelembagaan pengelolaan kawasan pariwisata bahari, serta pengembangan bisnis dan investasi pariwisata berbasis masyarakat.
KOMENTAR
0