Festival Erau yang ke-4 atau juga disebut Erau Interantional Folk Arts Festival (EIFAF) bakal digelar di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur pada 20-28 Agustus 2016. Perhelatan yang digelar untuk penobatan raja dan putera mahkota atau peristiwa penting lainnya, merupakan warisan budaya sejak zaman Kutai Kertanegara sejak abad ke-13.
Â
Bahkan, takkala kerajaan Kutai Kertanegara menaklukkan Martadipura dan mengubah namanya menjadi Kutai Kertanegara ing Martadipura pada abad ke-17, Erau masih terus dilaksanakan, “Erau berarti keriuhan atau keramaian. Festival ini pernah mati suri, lalu dihidupkan lagi oleh Bupati Ahmad Dahlan pada 1970,” kata Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari. Lalu pada era Bupati Syaukani HR, festival ini dihidupkan kembali pada 2002. Syaukani juga mempelopori pembangunan Kutai Kertanegara Convention Hall.
Â
Menurut Rita, Festival Erau memiliki arti yang penting bagi pariwisata Kutai Kartanegara. Sejak festival ini dikelola dengan profesional dan bekerja sama dengan Council International of Foklore Festival (CIOFF) ? salah satu lembaga di bawah UNICEF Â? Kuati Kertanegara kian dikenal wisatawan mancanegara maupun nusantara. “Festival Erau menjadi semacam jendela untuk melihat destinasi wisata lainnya,” ujar Rita.
Â
Â
Menurut Rita, sebelum tahun 2013, wilayahnya hanya dikunjungi 762.801 wisatawan per tahun. Namun angka itu menurut data Badan Pusat Statistik (BPS). Pada 2014, naik 64 persen atau 1.253.089. Dan pada 2015 lalu mencapai 1.450.748.
Â
“Perhelatan 2016, kami yakin kian banyak wisatawan yang hadir. Kami memiliki 200 kamar kelas bintang tiga untuk delegasi dari sembilan negara,” papar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kutai Kertanegara Sri Wahyuni. Selain itu, Sri optimistic Festival Erau kali ini bakal dikunjungi 8 ribu orang per hari, yang tahun lalu didatangi 4 ribu orang per hari.
Â
Pasalnya, seluruh akses menuju Tenggarong telah diaspal mulus. Jarak perjalanan antara Balikpapan ke Tenggarong menjadi lebih cepat meskipun masih di kisaran tiga jam. “Bila bandara Samarinda selesai pada 2017, wisatawan bisa mendarat di Samarinda dan melanjutkan perjalanan selama 30 menit,” ujar Sri Wahyuni. Wisatawan yang ingin menginap di hotel bintang lima bisa mendapatkannya di Samarinda. Sri meyakini, Festival Erau bakal memantik pertumbuhan bisnis hotel di sekitar Kutai Kertanegara di masa mendatang.
Â
Sementara itu Presiden CIOFF Indonesia Said Rachmat mengatakan, EIFF tahun lalu dikunjungi 50 ribu orang. Ia yakin angka itu juga akan tercapai pada tahun ini. Dengan mendatangkan duta budaya dari sembilan negara, Kutai kian dikenal ke mancanegara sebagai sebuah kota dengan warisan budaya yang memukau, “Dengan demikian keberadaan budaya Kutai kian diterima masyarakat internasional,” ujar Said.
Â
Saat Festival Erau diumumkan ke negara-negara yang memiliki perwakilan CIOFF, ada 20 negara yang tertarik. Namun, menurut Said, karena anggaran dan infrastruktur masih terbatas, hanya sembilan negara yang diterima. Di antaranya Rusia, Amerika Serikat, Polandia, Estonia, Taiwan, Rumania, Kanada, dan lain-lain, “Mereka datang dengan biaya sendiri, Pemda Kutai Kertanegara yang menyediakan akomodasi,” papar Said.Â
Penulis: Ludhy Cahyana
KOMENTAR
0