Filantropi Indonesia Festival 2018 Berbasiskan pada 17 SDG

Friday, 09 November 18 Harry
Filantropi Indonesia Festival 2018

Laporan terbaru dari World Giving Index yang dirilis oleh CAF (Charity Aid Foundation) menempatkan Indonesia sebagai negara paling dermawan di seluruh dunia. Indonesia mengalahkan Australia dan Selandia Baru yang ada di peringkat dua dan tiga. Ada tiga kategori yang dijadikan dasar penilaian dalam survei tersebut, yakni menolong orang asing atau tidak dikenal yang membutuhkan bantuan, menyumbang untuk amal, dan partisipasi dalam organisasi dalam bentuk menjadi relawan.

Populernya sifat kedermawanan masyarakat Indonesia salah satunya didorong oleh meningkatnya peran dan keterlibatan generasi milenial. Hal itu juga didukung oleh kemajuan teknologi sehingga sarana untuk memberikan sumbangan pun bisa dilakukan melalui situs-situs crowd-funding.

Untuk memperkenalkan beragam inovasi dalam kegiatan filantropi serta perkembangannya, perhimpunan Filantropi Indonesia bekerja sama dengan Dyandra Promosindo akan menyelenggarakan Filantropi Indonesia Festival 2018 (FIFest) pada 15-17 November 2018 di Cendrawasih Hall JCC. Melalui kegiatan dua tahunan ini, masyarakat diharapkan mendapat gambaran mengenai peran dan kontribusi lembaga-lembaga filantropi di indonesia dalam mengatasi masalah sosial dan memajukan kepentingan umum.

BACA JUGA:   Dyandra Promosindo Selenggarakan Seminar Mengenai Digital Marketing

Filantropi Indonesia Festival 2018 akan diikuti oleh lembaga-lembaga filantropi nasional dan internasional serta delegasi filantropi dari Cina, Amerika Serikat, India, Kolombia, dan Singapura. Acara ini terbagi atas pameran dan forum-forum filantropi.

Pameran filantropi akan menampilkan keragaman lembaga filantropi serta program-programnya yang dikaitkan dengan 17 SDG (sustainable development goal). Sementara itu, forum-forum pada FIFest 2018 akan mendiskusikan mengenai berbagai aspek kelembagaan dan program filantropi. Sesi-sesinya akan terbagi atas diskusi pleno, sesi paralel, dan kelas keahlian. Selain itu, FIFest 2018 juga mengadakan forum kemitraan yang memfasilitasi pertemuan dan kolaborasi antara lembaga filantropi dengan organisasi nirlaba.

Franciscus Welirang, Ketua Badan Pengarah Perhimpunan Filantropi Indonesia, mengatakan, kegiatan dua tahunan ini pertama kali diadakan pada 2016. “Festival ini berbasiskan pada 17 poin SDG (sustainable development goals). Namun, hanya empat poin yang diprioritaskan, yakni pembangunan sosial, pembangunan ekonomi, pembangunan lingkungan, dan pembangunan ketahanan bencana, yang akan dicapai pada 2030,” ujar Franciscus.

BACA JUGA:   Java Jazz Festival 2019 Tampilkan Grup Musik Legendaris Toto

“SDG ini tidak semata-mata peran pemerintah, tapi swasta juga. Untuk mencapai tujuan SDG ini dituntut kebersamaan, tidak bisa berjalan sendiri-sendiri,” ujar Franciscus.

Timotheus Lesmana, Ketua Badan Pengurus Perhimpunan Filantropi Indonesia, mengatakan, tujuan dari pelaksanaan Filantropi Indonesia Festival 2018 adalah untuk capacity building, edukasi, dan menjalin networking.

Mengangkat tema “From Innovation to Impact”, ada dua hal utama yang akan diangkat pada perhelatan FIFest 2018. Pertama adalah mengenai minimnya faktor perlindungan terhadap para relawan, khususnya dalam hal jaminan keselamatan bekerja. Untuk itu, pada FIFest 2018 ini akan diluncurkan Kartu Jaminan Sosial untuk Pekerja Relawan, yang bekerja sama dengan BPJS.

BACA JUGA:   MUFFEST 2021 Siap Digelar Pada Februari Mendatang

Kedua, kegiatan untuk membantu sesama ini membutuhkan banyak dana untuk operasional maupun lainnya. Untuk itu, pada acara ini juga akan ada seminar atau talk show mengenai sistem pendanaan kegiatan filantropi.

Sementara itu, Hamid Abidin, Direktur Eksekutif Perhimpunan Filantropi Indonesia, mengatakan, kegiatan Filantropi Indonesia Festival 2018 akan terdiri dari empat kegiatan, yakni pameran, forum atau konferensi, networking & marketplace forum, serta kompetisi.

Untuk pameran, Hamid mengatakan akan ada sekitar 95 stan yang meramaikan FIFEst 2018, dengan ekshibitor dari berbagai sektor, seperti filantropi, perusahaan swasta, universitas, lembaga pemerintah, dan komunitas. Hamid menargetkan acara ini akan dikunjungi 30.000 orang.