Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendukung penyelenggaraan festival arsitektur ARCH:ID yang diprakarsai oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) bersama dengan PT CIS Exhibition. Digelar ketiga kalinya, ARCH:ID, akan diselenggarakan pada tanggal 16-19 Maret 2023 di ICE BSD, Tangerang.
ARCH:ID memiliki konsep pameran Business to Business (B2B) dan juga konferensi bertaraf internasional. Mengusung tema ”Identitas?”, pameran ARCH:ID dikemas dengan konsep arsitektur dan desain yang kental, sedangkan kegiatan konferensi diisi oleh para pembicara lokal dan internasional. Lima pembicara yang hadir dalam konferensi berasal dari negara Jerman, Belanda, Lebanon, United Kingdom, dan juga Indonesia.
Dukungan Kemenparekraf diwakili oleh Yuke Sri Rahayu selaku Direktur Kuliner, Kriya, Desain, dan Fesyen Kemenparekraf yang menghadiri acara konferensi pers ARCH:ID beberapa waktu lalu di Jakarta. Menurut Yuke, dukungan ini timbul lantaran arsitektur menjadi salah satu dari 17 sub-sektor ekonomi kreatif Indonesia.
“Sub-sektor itu yang menjadi tanggung jawab kami dalam penciptaan produknya. Makanya, kami harap IAI dapat berkolaborasi dengan baik dengan Kemenparekraf,” kata Yuke.
Kolaborasi yang dimaksud adalah bagaimana IAI dapat mendukung pariwisata Indonesia melalui lima destinasi super prioritas dan juga 10 destinasi wisata prioritas. Peran IAI adalah menciptakan arsitektur untuk destinasi-destinasi tersebut dengan desain yang kekinian dan tengah berkembang di era sekarang.
Tak hanya itu, Yuke, juga berharap para arsitek muda untuk berkolaborasi di desa wisata dan desa kreatif. Pasalnya, program desa wisata saat ini tengah dikembangkan oleh Kemenparekraf dengan tujuan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat, melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya, serta memajukan kebudayaan.
“Sekiranya ada arsitektur muda yang mau terlibat menciptakan desain terkait desa wisata dan kreatif kami sangat terbuka. Desa wisata ini masuk ke dalam program kami sehingga diharapkan kreativitas para arsitektur bisa diimplementasikan di sana,” ucapnya lagi.
Apalagi, menurutnya, banyak daerah di Indonesia yang dapat digali citra kelokalannya sehingga berpotensi meningkatkan pariwisata. Nantinya, karya-karya dari para arsitek dapat diletakkan di beberapa tempat seperti bandara, pasar tradisional, museum, tempat heritage, dan sebagainya.
“Arsitektur itu adalah alat untuk menyampaikan identitas dan bisa ditunjukan ke dalam sebuah karya. Nantinya karya tersebut yang dapat kita hadirkan di beberapa tempat,” dia menambahkan.
KOMENTAR
0