Fesyen dan kecantikan atau estetika merupakan sebuah industri yang saling berkaitan satu sama lain. Berawal dari hal tersebut, delapan pelaku industri fesyen dan estetika di tanah air membentuk Indonesia Fashion Aesthetics (IFA) pada Januari 2024.
IFA dijadikan wadah berkumpulnya pelaku industri fesyen dan estetika untuk memperluas jaringannya dan mengembangkan potensi usahanya. IFA didirikan oleh Okky Asokawati, Itang Yunasz, Marini Zumarnis, Drg. Devya Linda, Rya Baraba, Dian Komalasari, Elma Theana, dan Ayu Dyah Andari.
“Awalnya dari ngobrol biasa lalu kita berpikir membuat sesuatu yang memberikan banyak manfaat bagi orang-orang. Akhirnya timbul untuk kolaborasikan fesyen dan estetika,” ujar Devya, Ketua Umum IFA 2024 saat konferensi pers di Jakarta.
Lebih dari itu, menurut Devya, IFA hadir untuk merangkul para pekerja fesyen dan estetika agar karyanya dapat diapresiasi oleh banyak orang. IFA memiliki misi untuk mengembangkan para UMKM dan juga desainer yang masih startup di Indonesia.
Sebagai bentuk nyata untuk merealisasikan misi tersebut, IFA, menyelenggarakan sebuah acara bertema “A REFLECTION” pada 4 Maret 2024 di Intercontinental Hotel Jakarta. Hadir untuk pertama kalinya, acara ini menghadirkan serangkaian kegiatan seperti fashion show, exhibition, awarding, dan charity.
“Di sini, kami akan membuka bazar bagi pelaku UMKM dan desainer pemula untuk meningkatkan penjualannya. Kegiatan ini juga sebagai penggerak roda perekonomian negara,” dia menambahkan.
Pameran ini juga diharapkan dapat memberikan peluang yang besar untuk para UMKM dan desainer startup agar karyanya lebih dikenal secara nasional maupun internasional. Ia juga berharap karya-karya mereka berpotensi untuk menjadi produk ekspor yang berkualitas sehingga dapat menyumbangkan devisa negara.
Sejalan dengan itu, “A REFLECTION”, juga menghadirkan panggung runaway bagi pelaku industri fesyen yang ingin fashion show. Terdapat 22 karya dari desainer dan brand ternama Indonesia yang hadir dalam panggung mewah dengan permainan lighting memukau.
Fashion show dibagi dalam dua sesi yang hadir pada siang dan malam hari. Sesi pertama menghadirkan koleksi dari Itang Yunasz, Mayra Indonesia, Rya Baraba, Nabila, Gita Orlin, Kaloka, Mazu Label, Saffana, Klasik Klamben, L by Laudya Cynthia Bella, Si.Se.Sa, Buttonscarves.
Sedangkan, sesi kedua menampilkan rangkaian karya dari Ayu Dyah Andari, Wiwiek Hatta, Viena Official x Treasure Jewelry, Angelina, ZETA Prive, Nats Wear, Ellaya, Lia Soraya, Donna Prive, dan Ivan Gunawan Prive.
“Sebenarnya, masih banyak brand yang masuk masuk, tetapi karena keterbatasan waktu yang hanya satu hari makanya kita batasi slotnya. Namun, dengan persiapan yang hanya dua bulan, hasil tersebut sudah sangat memuaskan,” ucapnya lagi.
Ke depannya, IFA berkomitmen untuk menyelenggarakan lebih banyak acara lagi untuk mendukung UMKM dan desainer startup. Tak hanya dalam negeri, Devya, menargetkan dapat membawa IFA ke ajang internasional.
“Rencananya acara seperti ini akan kami hadirkan setiap tahunnya dan ditambah hari pelaksanaannya agar lebih banyak desainer yang berpartisipasi. Kami juga punya planning membawa IFA ke Abudabi,” katanya.
Kesuksesan acara ini juga dukungan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, dan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Dengan para sponsor dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Bank Syariah Indonesia Prioritas, Pegadaian, Instaperfect, Drg. Devya Linda, dan Dermagloss.
KOMENTAR
0