Ancaman penggunaan energi fosil yang terdiri dari minyak bumi, gas, dan batubara adalah cadangan yang akan terus menurun serta memberikan dampak negatif pada lingkungan hidup sehingga menjadi ancaman besar bagi kehidupan manusia. Transformasi energi fosil ke energi terbarukan menjadi isu yang sangat penting bagi keberlanjutan energi dunia. Komitmen Indonesia pada pengembangan energi baru, terbarukan dan konservasi energi telah dilakukan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melalui Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi yang telah menetapkan bauran dalam energi nasional sebesar 23% pada tahun 2025.
Untuk mencapai target itu, pemerintah telah membangun PLTPB (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi, PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM), Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), Pembangkit Listrik Tenaga Bio Energi, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga PLT Bayu (PLTB), serta pengembangan energi non-listrik, yaitu biogas dan B20.
Sebagai bentuk dukungan pada pemerintah dalam pengembangan energi baru, terbarukan dan konservasi energi METI (masyarakat Energi Terbarukan Indonesia) sebuah organisasi nirlaba yang aktif menyebarluaskan dan mempromosikan pentingnya pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia mengadakan Indonesia EBTKE ConEx (Indonesia Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Konferensi dan Exhibition) yang akan berlangsung pada tanggal 6-8 November 2019 di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta.
Event yang diselenggarakan ke-8 kalinya ini didukung oleh Kementerian Energi Sumber Daya Mineral melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, bertemakan "Energy Transition Toward Sustainable Energy Era". Gelaran yang menggunakan lahan seluas 4.000 meter persegi akan diikuti lebih dari 50 peserta pameran, dari perusahaan yang bergerak dalam bidang energy developer, resources contractor, survey company, equipment, manufacture, suppliers, financial & investment institution, supporting consultants, policy maker & government related agency, dan civil society organization. Selain dari perusahaan dalam negeri, acara ini juga diikuti peserta asing, di antaranya negara-negara Nordic dan negara-negara Asia, seperti China. Selain itu, lebih dari 500 orang akan mengikuti program konferensi dengan 40 tema, selain itu akan juga diadakan B2B matching.
Ancaman penggunaan energi fosil yang terdiri dari minyak bumi, gas, dan batubara adalah cadangan yang akan terus menurun serta memberikan dampak negatif pada lingkungan hidup sehingga menjadi ancaman besar bagi kehidupan manusia. Transformasi energi fosil ke energi terbarukan menjadi isu yang sangat penting bagi keberlanjutan energi dunia. Komitmen Indonesia pada pengembangan energi baru, terbarukan dan konservasi energi telah dilakukan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melalui Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi yang telah menetapkan bauran dalam energi nasional sebesar 23% pada tahun 2025.
Untuk mencapai target itu, pemerintah telah membangun PLTPB (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi, PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM), Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), Pembangkit Listrik Tenaga Bio Energi, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga PLT Bayu (PLTB), serta pengembangan energi non-listrik, yaitu biogas dan B20.
Sebagai bentuk dukungan pada pemerintah dalam pengembangan energi baru, terbarukan dan konservasi energi METI (masyarakat Energi Terbarukan Indonesia) sebuah organisasi nirlaba yang aktif menyebarluaskan dan mempromosikan pentingnya pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia mengadakan Indonesia EBTKE ConEx (Indonesia Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Konferensi dan Exhibition) yang akan berlangsung pada tanggal 6-8 November 2019 di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta.
Event yang diselenggarakan ke-8 kalinya ini didukung oleh Kementerian Energi Sumber Daya Mineral melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, bertemakan “Energy Transition Toward Sustainable Energy Era“. Gelaran yang menggunakan lahan seluas 4.000 meter persegi akan diikuti lebih dari 50 peserta pameran, dari perusahaan yang bergerak dalam bidang energy developer, resources contractor, survey company, equipment, manufacture, suppliers, financial & investment institution, supporting consultants, policy maker & government related agency, dan civil society organization. Selain dari perusahaan dalam negeri, acara ini juga diikuti peserta asing, di antaranya negara-negara Nordic dan negara-negara Asia, seperti China. Selain itu, lebih dari 500 orang akan mengikuti program konferensi dengan 40 tema, selain itu akan juga diadakan B2B matching.
KOMENTAR
0