Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) akan kembali digelar pada tanggal 9 hingga 12 Oktober 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, Banten. Hadir sebagai JMFW 2024, acara ini akan diselenggarakan bersamaan dengan pelaksanaan Trade Expo Indonesia (TEI).
JMFW pertama kali hadir pada tahun 2021 yang digagas oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (Kemendag RI) dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Sejak awal digagas, JMFW, telah membentuk sebuah ekosistem baru yang berisikan kementerian, lembaga, sektor bisnis, akademisi, perbankan, asosiasi, dan media.
Tak hanya sebagai ajang memamerkan modest fashion, JMFW, juga dijadikan wadah motivasi bagi para perancang busana muslim tanah air untuk go internasional. Hal ini sejalan dengan visi misi yang pemerintah yaitu menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal dan kiblat modest fashion dunia.
“Kalau mau menjadi pusat pakaian muslim dunia, kata kuncinya itu kerja sama. Makanya, kami sebagai pemerintah terus berkolaborasi dengan pemangku kepentingan untuk menyelenggarakan acara ini,” kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat peluncuran JMFW di Kantornya, Jakarta Pusat, pada 17 Juli 2024.
Pelaksanaan JMFW akan menghadirkan serangkaian acara seperti pagelaran busana, pameran dagang, serta penjajakan bisnis (business matching). Hal tersebut sebagai salah satu langkah untuk mempromosikan hasil karya para brand dan desainer modest fashion tanah air ke mata dunia.
“Bukan hanya sebagai wadah promosi, tetapi, acara ini juga penting untuk meningkatkan transaksi dagang pelaku usaha modest fashion,” kata Plt. Dirjen PEN Kemendag, Mardyana Sulistyowati.
Pada 2022, pekan mode fesyen muslim ini mencapai transaksi dagang sebesar US$ 13,2 juta. Sementara itu, pada 2023 terdapat peningkatan jumlah transaksi yang mencapai sekitar US$ 20,9 juta atau setara dengan Rp330 miliar.
Uniknya, transaksi tersebut tidak hanya berasal dari Indonesia, tetapi juga dari negara-negara dunia lainnya. Beberapa di antaranya berasal dari Malaysia, Thailand, Persatuan Emirat Arab, Prancis, Nigeria, Iran, India, Singapura, hingga Korea Selatan.
“Capaian transaksi ini menunjukkan JMFW menjadi platform penting bagi modest fashion Indonesia untuk lebih dikenal konsumen dunia. Capaian tersebut juga membuktikan bahwa produk modest fashion Indonesia memiliki daya tarik, berstandar tinggi, dan dapat diterima secara internasional,” jelas Mardyana.
Melihat pertumbuhan tersebut, ia berharap JMFW 205 juga mampu memperoleh nilai transaksi yang lebih tinggi dari sebelumnya. Untuk mewujudkan itu semua, Kemendag melakukan sejumlah strategi salah satunya adalah menginisiasi kegiatan bertajuk Buyer’s Talk secara virtual.
Kegiatan yang digelar setiap bulan mulai Juli 2024 ini akan mengundang perwakilan pembeli dari berbagai kawasan dunia. Dengan harapan dapat memberi paparan dan masukan terkait standar kualitas, hingga tren permintaan konsumen.
“Nantinya, kegiatan ini juga akan menjabarkan strategi pemasaran yang cocok bagi jenama modest fashion Indonesia untuk memasuki pasar di kawasan yang dimaksud,” dia menambahkan.
Dengan demikian, Mendag, optimistis modest fashion Indonesia dapat bersaing sekaligus menguasai pasar internasional di industri tersebut. Mendag juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bangga dan membeli produk modest fashion karya anak bangsa.
“Kalau semua dapat terealisasi dengan baik, maka cita-cita kita untuk menjadi negara maju di tahun 2045 dapat segera terlaksana,” Zulkifli menambahkan.
KOMENTAR
0