Indonesia Tawarkan 5 Ladang Migas Baru di IPA Convex 2024

Wednesday, 15 May 24 Khanisa Azahra
IPA Convex 2024

Dalam upaya menarik minat investasi global di sektor migas, Pemerintah Indonesia menyelenggarakan agenda akbar Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention & Exhibition (Convex) ke-48 pada 14-16 Mei 2024 di ICE BSD City, Tangerang. IPA Convex merupakan peristiwa paling signifikan dalam industri minyak dan gas di Asia Tenggara.

Mengangkat tema “Gaining Momentum to Advance Sustainable Energy Security in Indonesia and the Region“, acara akbar ini menghadirkan lebih dari 175 exhibitor, 45 pembicara ternama, dan ribuan profesional dari industri migas dalam dan luar negeri. Hadir pula Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif yang menegaskan komitmen Indonesia dalam menjamin ketahanan energi nasional hingga mencapai Indonesia Emas 2045.

Meskipun transisi menuju energi bersih kian mengemuka, Menteri Arifin menekankan peran krusial minyak dan gas bumi dalam memenuhi kebutuhan energi Indonesia. Karena itu, pihaknya membuka lelang lima wilayah kerja (WK) migas prospektif, yakni Pesut Mahakam, Panai, Andaman Tengah, Amanah, dan Melati.

BACA JUGA:   ADEXCO: Langkah Indonesia Menjadi Laboratorium Bencana

Data Kementerian ESDM mencatat, dari total 128 cekungan hidrokarbon di Indonesia, 68 di antaranya belum tersentuh eksplorasi. Kelima WK yang ditawarkan memiliki potensi sumber daya migas signifikan dengan perkiraan total cadangan 320 juta barel minyak dan 6,8 triliun kaki kubik gas. Pemerintah menawarkan skema bagi hasil hingga 50 persen untuk WK berisiko tinggi, diskon harga minyak mentah, pembebasan biaya entry, keringanan pajak, dan fleksibilitas skema kontrak untuk memikat investor.

Untuk WK Pesut Mahakam, ini merupakan WK operasi dengan sumber daya diperkirakan 20 juta barel minyak dan 1,1 triliun kaki kubik gas. WK Panai juga memiliki potensi 500 miliar kaki kubik gas. Sedangkan WK Andaman Tengah merupakan WK eksplorasi dengan cadangan potensial 100 juta barel minyak dan 500 miliar kaki kubik gas. WK Amanah juga WK eksplorasi dengan perkiraan 50 juta barel minyak dan 500 miliar kaki kubik gas. Adapun Melati adalah WK eksplorasi dengan cadangan potensial 150 juta barel minyak dan 4,7 triliun kaki kubik gas di cekungan yang belum berproduksi sebelumnya. Komitmen pasti seperti studi geologi, akuisisi seismik 2D/3D, hingga pengeboran sumur wajib dipenuhi investor.

BACA JUGA:   Muslim Friendly Korea Festival Adakan Rangkaian Aktivitas Daring

“Kami berharap momen IPA Convex 2024 dapat menarik minat investor-investor global berkualitas untuk menanamkan modalnya di sektor hulu migas Indonesia,” ujar Arifin Tasrif dalam sambutannya. Menurutnya, upaya ini akan mendorong laju eksplorasi dan eksploitasi migas dalam negeri, menjamin ketahanan energi nasional di tengah transisi menuju energi yang lebih berkelanjutan.

Selain penawaran WK baru, Indonesia juga gencar mengembangkan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) serta Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) untuk mengurangi emisi karbon dari kegiatan hulu migas. Regulasi terkait implementasi CCS/CCUS telah diterbitkan, memposisikan Indonesia sebagai calon pemimpin regional dalam bisnis ini dengan 15 proyek yang tengah berjalan dan total sumber daya penyimpanan karbon sekitar 32 gigaton.

BACA JUGA:   IPA Convex 2024: Kebangkitan Industri Migas Butuh Solusi Kebijakan

Dengan komitmen mengembangkan energi bersih, insentif investasi memikat, serta potensi sumber daya migas yang melimpah dengan cadangan terbukti 2,41 miliar barel minyak dan 35,3 triliun kaki kubik gas, Indonesia menargetkan IPA Convex 2024 dapat membuka pintu masuk bagi aliran modal asing ke sektor hulu migas. Momentum ini diharapkan dapat mengakselerasi produksi migas domestik dari 1.000 lapangan dengan 30.000 sumur yang ada, menopang ketahanan energi nasional, sekaligus mewujudkan visi Indonesia sebagai pemain utama dalam lanskap energi global yang semakin hijau di masa mendatang.