Mengangkat tema The BeaSamosiruty of Ulos, Sigale Gale Carnival 2019 di Samosir diharapkan bisa memperkaya atraksi wisata di wilayah Danau Toba Sumut dan sekitarnya.
Ketua Pelaksana Calendar of Event (CoE) 2019 Kemenpar Esthy Reko Astuti di Jakarta, Minggu (9/6/2016) mengatakan, selama ini sigale-gale menjadi identitas budaya masyarakat Samosir. “Ini patut menjadi sebuah simbol kebesaran budaya Batak Samosir,” katanya.
Selain itu, karnaval ini juga diharapkan mampu mengangkat pamor kain ulos yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari budaya Batak.
Dalam acara tersebut ditampilkan patung sigale-gale raksasa. Meski berukuran besar, patung ini pun mampu menari mengikuti irama gondang. Puluhan peserta fashion show juga ikut meramaikan karnaval tersebut.
Karnaval ini pun penting untuk mengangkat pariwisata Danau Toba. Karena atraksi merupakan cara efektif untuk mempromosikan destinasi pariwisata.
“Konsepnya selalu sama 3A. Aksesnya baik, amenitasnya baik lalu didukung dengan atraksi yang berstandar global untuk mengundang wisatawan datang. Danau Toba ini telah didukung dengan akses yang sangat baik dengan adanya Bandara Internasional Silangit. Amenitasnya juga mumpuni. Tinggal terus digenjot atraksi wisata seperti Sigale Gale Carnival ini,” katanya.
Bupati Samosir Rapidin Simbolon menambahkan Sigale Gale Carnival menjadi momentum mengangkat kekuatan budaya Samosir. Karena jelas atraksi budaya menjadi magnet yang sangat luar biasa bagi wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara.
“Tadi banyak wisatawan mancanegara yang juga hadir di karnaval ini. Ada dari Malaysia, Taiwan, Swiss, Jerman, dan sebagainya. Ini momentum untuk memanjakan mereka,” ujarnya.
KOMENTAR
0