Debindo Mitra Tama menggelar Batik Bordir & Aksesoris Fair 2018. Perhelatan yang ke-13 ini mengambil tema “The Allurement of Tenun Ikat Bandar Kidul Kediri”, dan diadakan pada 9-13 Mei di Grand City Convex Surabaya. Masuknya tenun dalam pameran ini merupakan yang pertama kali, yang bisa menjadi kebangkitan kerajinan kain tenun Jawa Timur.
“Kami mendapat masukan dari berbagai pihak untuk mengangkat tenun. Selain memiliki pasar yang bagus, tenun Jawa Timur memiliki ciri khas tersendiri yang belum banyak diketahui masyarakat,” ujar Dadan Kushendarman, Direktur Utama Debindo Mitra Tama.
Menurut Dadan, Jawa Timur memiliki enam kabupaten yang menjadi sentra kerajinan kain tenun, namun belum memiliki asosiasi sebagaimana batik dan akesoris yang ikut dalam pameran ini. “Pameran ini bisa menjadi kebangkitan kerajinan tenun Jawa Timur, agar lebih dikenal dan meluaskan pasar,” imbuh Dadan.
Batik Bordir & Aksesoris Fair 2018 diikuti 221 peserta atau naik 20 peserta dibanding tahun lalu. Penyelenggara juga membuat inovasi baru, dengan membuat bazar di area ruang terbuka Grand City Convex Surabaya, yang melibatkan 31 UKM kopi dan 20 Pedagang Kaki Lima (PKL) jajanan pasar.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bidang Industri Nonargo Disperindag Jawa Timur, M. Munif, menyambut baik pameran Batik Bordir & Aksesoris Fair 2018 karena Debindo Mitra Tama selalu menghadirkan inovasi. “Meskipun sudah berjalan 13 tahun, selalu ada yang baru dalam pameran ini,” imbuh Munif.
Menurut Munif, pameran ini memberi bukti bahwa batik Jawa Timur tak kalah dengan batik dari provinsi lain. Untuk menguatkan kerajinan batik dan aksesoris, dalam pameran ini akan diserahkan sertifikat ISO bagi para perajin batik, bordir, dan aksesoris yang merupakan program Disperindag Jawa Timur bagi Industri Kecil Menengah (IKM).
KOMENTAR
0