Oceana Dukung Peningkatan Transparansi & Kurangi Produksi Plastik

Tuesday, 30 October 18 Nila Sofianty
Oceana

Sehari sebelum penyelenggaraan Our Ocean Conference (OOC) di Nusa Dua Bali, Oceana yang merupakan organisasi advokasi internasional yang berdedikasi sepenuhnya untuk konservasi laut menggelar media workshop pra-OOC.

Dalam acara yang digelar di Sofitel Nusa Dua Bali pada 28 Oktober 2018 itu hadir aktor dan aktivis laut Joshua Jackson dan anggota celebrity supporter Oceana yang baru, yakni Nadine Chandrawinata, untuk berdiskusi tentang isu-isu yang terjadi di lautan dan solusi terhadap krisis sampah plastik. Media workshop ini juga dihadiri oleh Andrew Sharpless, Chief Executive Officer Oceana, dan Jacqueline Savitz, Chief Policy Officer sebagai narasumber.

Andrew Sharpless mengatakan bahwa Oceana mendukung upaya peningkatan transparansi dan pengurangan produksi plastik pada Our Ocean Conference. Selain itu, Oceana juga telah mengampanyekan untuk meningkatkan transparansi dalam hal pengelolaan manajemen perikanan dan menggunakan pendekatan antar-negara untuk memenangkan dan mendapat kebijakan yang dapat memulihkan dan meningkatkan kelimpahan laut.

BACA JUGA:   Hospital Expo 2017 Pamerkan Alat Kesehatan Terbaru

“Indonesia telah menerapkan contoh yang penting dengan membuat data pelacakan kapal (vessel tracking data) agar dapat terbuka di ranah publik dan sekarang Peru telah mengikutinya. Pergerakan global transparansi dimulai dari sini, di Indonesia,” ujar Andrew Sharpless.

Untuk itulah Oceana sebagai organisasi konservasi laut global menyatakan dukungan sepenuhnya upaya peningkatan transparansi perikanan dunia dan pengurangan produksi plastik pada konferensi Our Ocean di Bali, Indonesia.

Konferensi ini akan berlangsung pada 29-30 Oktober di Nusa dua, dengan menghadirkan pemimpin dari seluruh dunia untuk membuat komitmen nyata dan yang dapat diterapkan untuk menjaga dan menyelamatkan lautan kita. Sejak 2014, Our Ocean Conference telah menghasilkan dana sebanyak US$18 miliar untuk konservasi dan telah melindungi lebih dari 12 juta kilometer persegi lautan.

BACA JUGA:   ASTINDO Virtual Travel Mart Nusantara Perdana Digelar

“Kita telah membuat polusi pada lautan kita, mengambil ikan berlebihan, dan membunuh terlalu banyak spesies berharga dan kehidupan di bawah laut,” ujar Joshua Jackson.

Jacqueline menambahkan, lautan saat ini menerima ancaman yang kita hadapi tiap harinya, yaitu plastik. Setidaknya ada 17,6 miliar pon sampah plastik memasuki lautan tiap tahunnya. Perusahaan yang terus-menerus menggunakan kemasan plastik menghancurkan tempat-tempat yang indah seperti Bali. “Kita telah membuang satu truk sampah plastik ke lautan setiap menitnya. Mendaur ulang dan penggunaan kembali (reuse) bukan merupakan jalan keluar dari masalah ini. Kita harus mendorong perusahaan untuk mengurangi jumlah plastik yang mereka produksi dan mencari solusi alternatif untuk mengirimkan produk mereka.” ujar Jacqueline Savitz.

BACA JUGA:   Deep and Extreme Indonesia 2023 Hadirkan The Ultimate Thrill

Nadine Chandrawinata menyampaikan bahwa upaya untuk mengatasi limbah plastik dan pencemaran lainnya sangat penting untuk ekosistem laut kita serta untuk masa depan ekonomi kita. “Karena itu, saya sangat senang Indonesia menjadi tempat untuk penyelenggaraan konferensi Our Ocean yang kelima di Bali,” ujar Nadine.