Pemerintah Ajak ASPERAPI Duduk Bareng Bahas Protokol Pameran

Saturday, 16 May 20 Bonita Ningsih

Industri MICE menjadi salah satu yang paling terdampak dengan adanya pandemi COVID-19. Sejak Maret 2020, banyak pameran yang menyatakan akan menunda bahkan membatalkan kegiatannya di tahun ini karena penyebaran COVID-19 yang kian masif.

Hal tersebut yang saat ini dirasakan oleh seluruh anggota Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (ASPERAPI). Setelah tiga bulan kehilangan banyak pemasukan, ASPERAPI kini mulai bangkit dengan mempersiapkan beberapa strategi terkait bisnisnya. Salah satu yang dilakukannya ialah dengan mengadakan Afternoon Talk ASPERAPI melalui Zoom dengan tema “Industri Pameran dan MICE Pasca-COVID-19”.

Dalam kesempatan ini, ASPERAPI mengundang Cucu Ahmad Kurnia selaku Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta untuk menjadi pembicara, sedangkan dari ASPERAPI diwakili oleh Wakil Ketua Umum Asperapi Pusat, yaitu Febriana Wiriadi.

Febri mengatakan, saat ini industri MICE, khususnya pameran, tengah dihadapkan dengan situasi yang kurang menguntungkan. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengharuskan pelaku pameran untuk meniadakan kegiatannya saat masa PSBB berlangsung.

BACA JUGA:   Dyandra New Adventure 2020 Ditunda

“Kami dari asosiasi dan teman MICE sudah bosan di rumah terus, kita ingin segera menyelenggarakan pameran, mengisi pundi-pundi yang sudah sekian lama tidak ada pemasukan,” ujar Febri.

Ia berharap pemerintah segera melonggarkan aturan PSBB dan mengizinkan pelaku pameran untuk menyelenggarakan kegiatannya yang tertunda. Hal ini mengacu dari informasi yang diterima Febri bahwa pada Juni 2020 mendatang kebijakan Work From Home (WFH) akan berakhir.

“Jadi, prediksi itu di Juni sudah bisa beraktivitas normal walaupun terbatas. Itu yang juga kita inginkan agar pemerintah diizinkan untuk menjalankan pamerannya. Tentunya dengan menaati protokol kesehatan dari pemerintah,” ucapnya lagi.

Menanggapi hal tersebut, Cucu mengatakan perlu banyak pertimbangan untuk melonggarkan aturan PSBB. Pasalnya, tidak ada satu orang pun yang tahu kapan pandemi ini akan berakhir sampai ada vaksin yang ditemukan.

BACA JUGA:   KKP Kembangkan 10 Desa Wisata Bahari

“Kita maunya tidak ada PSBB yang ketiga kalinya, tetapi kalau melihat grafik kasus COVID-19 ini masih belum turun. Prinsip kita itu, selamatkan nyawa terlebih dulu, baru ekonominya,” ujar Cucu.

Meski demikian, Cucu tetap berharap agar pandemi ini segera berakhir sehingga perekonomian berangsur membaik. Jika kondisi sudah mulai membaik, akan ada protokol terbaru untuk mengadakan pameran agar penyebaran virus ini dapat ditangani.

Dalam pembuatannya, Cucu mengajak para pelaku MICE, khususnya pameran, untuk duduk bareng membahas protokol terbaru ini. Keterlibatan pelaku pameran sangat diperlukan karena yang mengerti terkait teknis di lapangan ialah pelaku industri tersebut. Protokol tersebut nantinya yang akan menjadi acuan pelaku pameran untuk menyelenggarakan kegiatannya pasca-pandemi.

“Semua protokol tentang COVID-19 itu mengacu pada standar WHO. Tetapi, untuk pameran belum ketemu standarnya apa. Makanya, saya berharap sebelum Lebaran ini saya bisa duduk bareng ASPERAPI untuk buat protokolnya,” ujar Cucu.

BACA JUGA:   Indonesia International Modest Fashion Festival Hadir di Kuala Lumpur Malaysia

Febri menyambut baik ajakan tersebut agar industri pameran dapat segera pulih. Pasalnya, sesuai data yang dia terima, sejak Maret hingga Juli 2020 ada 60 persen pelaku pameran di Indonesia yang menunda kegiatannya akibat COVID-19.

“Kalau tidak segera kita mulai, mau kapan lagi? Ayo, segera kita buat lagi acara agar kita tidak kehabisan akal atau ide di dalam sebuah pameran. Saat ini, kami juga sudah mendata teman-teman ASPERAPI yang sudah siap menyelenggarakan pameran tertundanya pada tahun ini. Tentunya, setelah mendapat persetujuan dari pemerintah,” kata Febri.