Setelah menunggu selama 47 tahun, Sumatera Utara akhirnya kembali menjadi tuan rumah pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran Nasional atau MTQN XXVII Tahun 2018, yang digelar di Astaka Jl. Wilem Iskandar Medan, pada 4-13 Oktober. Event yang dibuka Presiden RI Joko Widodo ini menjadi satu indikasi kesiapan Medan sebagai kota destinasi MICE.
“Renungi dan pahami maknanya, jadikan Al Quran sebagai pedoman hidup yang menuntun kita pada kemajuan,” kata Joko Widodo pada saat pembukaan.
MTQN XXVII dihadiri 2.560 orang dari seluruh Indonesia, yang terdiri dari 1.550 kafilah dari 34 provinsi. Dalam rangkaian MTQN XXVII tersebut, ada beberapa kegiatan pendukung, antara lain peluncuran buku Muqri Sumut di Pentas Dunia, parade 1.000 hafizh, dan pameran mushaf Alquran kuno Sumut yang ditulis 300 tahun silam. Selain di arena utama (Astaka), musabaqah juga dilaksanakan di berbagai tempat, seperti Asrama Haji, Istana Maimun, Mesjid Raya Medan, dan Lapangan Merdeka.
Sebelumnya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin juga sempat memeriksa kesiapan panitia penyelenggara MTQ Nasional XXVII Sumatera Utara yang menurutnya sudah baik. Dia mengunjungi lokasi-lokasi yang dijadikan tempat perlombaan. Salah satu tempat yang dikunjunginya ialah Gedung Astaka yang berkapasitas sekitar 3.600, yang merupakan pusat dari kegiatan MTQN XXVII termasuk pembukaan dan penutupan.
Lukman Hakim juga memuji adanya tayangan langsung di YouTube yang ditempatkan di12 titik sehingga pelaksanaan dapat disaksikan secara langsung melalui YouTube.
Untuk mendukung aksesibilitas selama event, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara juga menyediakan bus angkutan gratis yang beroperasi selama berlangsungnya event. Bus itu dapat digunakan para peserta MTQ yang datang dari berbagai daerah, juga masyarakat yang ingin mengunjungi setiap venue.
Beberapa hari sebelum dibukanya event, Ketua Harian Panitia Penyelenggara MTQN XXVII, Zonny Waldi, mengatakan, pihaknya tidak menemukan kendala di lapangan, termasuk dalam hal akses dan infrastruktur. “Infrastruktur, khususnya Astaka, sudah selesai, begitu juga dengan persiapan venue. Hampir seluruh persiapan lancar,” ujar Zonny.
Pameran dan bazar Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Halal Food turut melengkapi gelaran MTQN, yang dibuka oleh Ketua Tim Penggerak PKK dan Dekranasda Provinsi Sumatera Utara Nawal Lubis Edy Rahmayadi, Sabtu (6/10), di halaman Gedung Serbaguna Pemerintah Provinsi Sumut.
Menurut Nawal, MTQ tidak hanya sekadar memberikan syiar Islam, tapi juga diharapkan memberi manfaat lain, seperti bazar yang digelar tersebut. “Di samping mendengarkan qori dan qoriah yang membaca Alquran, masyarakat juga bisa memperoleh manfaat ekonomi dari pameran tersebut. Pameran ini juga bisa memberi ruang bagi ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengatakan, melihat banyaknya peminat dari acara bazar tersebut merupakan tanda awal kelancaran kegiatan MTQN XXVII. “Ini merupakan pertanda bahwa ini semua apresiasi dari masyarakat nasional, khususnya Sumatera Utara,” katanya.
Ketua Bidang Pameran dan Bazar MTQ Nasional Amran Utheh mengungkapkan, pada kegiatan tersebut ada 317 stan yang berasal dari UKM, instansi, BUMN, hingga BUMD. Di antaranya dari kementerian pusat sebanyak 44 stan, pemerintah provinsi seluruh Indonesia 28 stan, pemerintah kabupaten/kota se-Sumut 20 stan, OPD provinsi 6 stan, UKM binaan busana dan handicraft sebanyak 120 stan, UKM binaan kuliner sebanyak 66 UKM, dan BUMN/BUMD sebanyak 33 instansi.
Salah satu peserta UKM, Rachi Novianti, yang terkenal dengan produk markisa khas Berastagi, Noerlen, mengatakan, selama gelaran MTQ, omzetnya meningkat drastis. Selain di event, banyak juga utusan dari daerah yang berkunjung ke rumah produksinya di Jalan Sei Tuan, Medan.
“Selama MTQN berlangsung, itu kunjungan ke sini luar biasa. Sampai-sampai kita kewalahan menjamunya. Sehari bisa lima sampai tujuh bus pariwisata. Bahkan, sampai malam, masih ada yang datang,” ujar Rachmi Novianti.
Gelaran MTQN XXVII sekaligus membawa berkah bagi perputaran ekonomi di bidang pariwisata, khususnya di Medan. Beberapa hari sebelum pembukaan event, pemesanan kamar hotel meningkat drastis. Bahkan kabarnya, selama pelaksanaan, semua kamar hotel di Medan terisi.
Hal itu diakui Yasmin, Marketing Communication Hotel Grand Mercure Medan Angkasa. “Selama pelaksanaan MTQN tersebut, kenaikan okupansi meningkat dan bisa dikatakan full booking,” kata Yasmin.
Ketua ASITA Sumut, Solahuddin Nasution, mengapresiasi dipercayanya Sumut sebagai tuan rumah MTQN XXVII. Hal ini sekaligus mengindikasikan bahwa Sumut semakin layak dijadikan sebagai destinasi MICE di Indonesia.
“Tentu saja itu merupakan kebanggaan bagi Sumut karena semua pelaku industri pariwisata turut mendapatkan dampaknya, mulai dari transportasi, hotel, kuliner, dan sebagainya,” ujar Solahuddin.
Terlepas dari masih adanya kendala yang dihadapi, misalnya kemacetan di sekitar pelaksanaan event, hal itu dapat menjadi PR ke depan agar pelaksanaan serupa bisa dikemas menjadi lebih baik.
“Saya kira kendala seperti itu selalu ada. Tapi, yang lebih penting sekarang, Sumut sudah ditunjuk menjadi tuan rumah. Artinya, sudah ada pertimbangan dari jauh hari mengapa daerah ini layak jadi tuan rumah. Misalnya dari segi infrastruktur, sarana seperti penginapan, akses dan faktor lainnya,” ujar Solahuddin.
Penulis: Tonggo Simangunsong
KOMENTAR
0