Lanskap industri fintech di Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang dinamis. Inovasi fintech yang ditawarkan juga terus berkembang seiring dengan kerangka regulasi terutama setelah penerapan Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) dan peraturan pelaksanaannya.
Berdasarkan laporan economy SEA 2024 dari Google, Temasek, dan Bain & Co., Gross Merchandise Value (GMV) ekonomi digital Indonesia mencapai US$90 miliar pada tahun 2024 atau tumbuh 13 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai tersebut diperkirakan akan terus meningkat dengan angka US$200 hingga US$360 miliar pada 2030 mendatang.
Melihat momen tersebut, para industri fintech tanah air kembali menyelenggarakan Bulan Fintech Nasional (BFN) selama satu bulan penuh mulai dari 11 November hingga 12 Desember 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital dan mengakselerasi digitalisasi sektor keuangan.
BFN hadir sebagai bentuk perayaan Hari Fintech Nasional yang dimulai sejak tanggal 11 November atau 11.11. Acara ini terlaksana atas kolaborasi antara Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI), serta didukung Bank Indonesia (BI).
Sepanjang BFN 2024 digelar, masyarakat Indonesia akan diperkenalkan dengan berbagai jenis bisnis model fintech yang tersedia di negara ini. Caranya adalah dengan menghadirkan berbagai serangkaian kegiatan edukatif melalui penyelenggaraan webinar serta program insentif dari berbagai perusahaan fintech terkemuka.
Puncak acara BFN 2024 ditandai dengan pelaksanaan Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) yang sudah memasuki tahun keenam. IFSE tahun ini digelar pada tanggal 12-13 November 2024 di The Kasablanka Hall, Mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan.
“Peningkatan ekonomi digital tidak lepas dari fintech hingga regulasi kebijakan ekonomi digital. Oleh sebabnya, kami terus berkomitmen untuk menciptakan inovasi keuangan digital yang bertanggung jawab melalui kegiatan ini,” ungkap Pandu Sjahrir, Ketua Umum AFTECH, dalam Kick-Off BFN dan The 6th IFSE pada tanggal 11 November 2024 di Jakarta.
Acara ini juga diharapkan dapat mendorong peningkatan inklusi dan literasi keuangan bagi masyarakat yang awam terhadap industri ini. Oleh sebabnya, seluruh asosiasi yang terlibat dalam acara ini turut aktif dalam memberikan edukasi terkait keuangan dan pendanaan.
“Masalah literasi keuangan menjadi satu tantangan terbesar yang kami rasakan selama ini. Masih banyak konsumen yang kami berikan pendanaan, tetapi kurang amanah saat melakukan kredit. Makanya, kami hadir di acara ini untuk memberikan wawasan kepada mereka terkait hal tersebut,” jelas Tiar Karbala, Sekretaris Jenderal AFPI, dalam kesempatan yang sama.
Ketua Umum AFSI, Ronald Yusuf Wijaya, juga memastikan pihaknya berpartisipasi aktif dalam memberikan edukasi terkait fintech syariah. Sepanjang BFN, AFSI, fokus pada 27 program literasi dan edukasi serta 4 inisiatif penguatan ekosistem digital syariah yang melibatkan anggota perusahaan, perguruan tinggi AFSI, serta pemangku kepentingan ekonomi dan keuangan syariah.
“Kami harap momentum ini dapat memperkuat upaya kami dalam meningkatkan literasi dan inklusi produk keuangan digital syariah dan menghadirkan produk dan layanan yang relevan untuk masyarakat Indonesia,” kata Ronald.
The 6th Indonesia Fintech Summit & Expo mengusung tema “Technology Convergence: Shaping The Future of Finance And Beyond” sebagai bentuk optimisme di masa mendatang. Melalui tema ini, Pandu berharap pelaku fintech dapat fokus terhadap berkelanjutan agar industri ini terus berjalan.
“Kami melihat bukan untuk hari ini, tetapi bagaimana ke depannya. Bagaimana caranya agar perusahaan fintech dapat terus berkembang ke depannya,” ucap Pandu.
Selama dua hari pelaksanaan, IFSE 2024, menghadirkan lebih dari 60 pembicara dalam 25 sesi conference. Terdapat juga pameran yang diikuti oleh lebih dari 50 partisipasi dari perusahaan fintech dengan 16 kegiatan edukasi di dalamnya.
“Ada juga acara yang paling ditunggu yaitu penampilan dari penyanyi Idgitaf dan Juicy Luicy di INFINITY Stage pada area pameran,” ucap Pandu.
Seluruh pelaksanaan kegiatan ini didukung penuh oleh OJK karena dianggap dapat meningkatkan sistem keuangan dan mendukung pertumbuhan perekonomian nasional. Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi, mengatakan dibutuhkan kolaborasi yang kuat antar pemangku kepentingan untuk meningkatkan keberlangsungan industri ini.
“Kami sangat membutuhkan peran pelaku industri untuk menguatkan ekosistem ekonomi digital di Indonesia. Tidak cukup jika OJK saja yang bekerja di sini, sehingga kami membutuhkan banyak stakeholder untuk mengembangkan industri ini,” ujar Hasan.
KOMENTAR
0