Colliers Indonesia kembali melaporkan kinerja properti di Jakarta, khususnya hotel, saat kuartal pertama tahun 2021. Ferry Salanto, Head of Research Colliers Indonesia, menyampaikan, “Data yang kami himpun baru sampai bulan Februari 2021, dan hasilnya untuk market perhotelan cenderung stabil seperti tahun sebelumnya.”
Bahkan, menurut Ferry, tingkat hunian hotel di Jakarta pada kuartal pertama 2021 ini sudah hampir mendekati tingkat hunian di kondisi normal. Hasil ini tidak lepas dari kinerja hotel di tahun lalu yang pada bulan Desember 2020 menyentuh angka 60 persen.
“Tingkat okupansi yang baik ini datang akibat adanya momentum transisi dari pertumbuhan hotel secara darurat di bulan April hingga Desember 2020. Saat okupansi Desember baik, kemudian diteruskan ke bulan-bulan selanjutnya di tahun ini,” jelas Ferry.
Menurut Ferry, naiknya tingkat hunian hotel pada tahun 2020 disebabkan oleh adanya Free & Independent Traveler (FIT) atau wisatawan yang berwisata sendiri. Di kondisi pandemi ini, banyak FIT yang sudah memulai perjalanannya dengan cara melakukan staycation di hotel sehingga tren ini kembali meningkat.
“Artinya mereka datang ke hotel hanya untuk liburan singkat, memanfaatkan long weekend, dan juga memanfaatkan fasilitas hotel,” ucapnya lagi.
Apalagi, saat ini banyak hotel di Jakarta yang menawarkan paket staycation murah dengan fasilitas lengkap. Hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh FIT agar dapat berlibur aman dan nyaman di tengah pandemi.
“Pada akhirnya, FIT yang menjadi driver dalam meningkatkan okupansi hotel. Mereka yang bisa membantu mengatasi kondisi tingkat hunian hotel yang saat itu cukup rendah,” kata Ferry.
Padahal, di kondisi normal, market hotel di Jakarta lebih dikuasai pemerintahan dan korporasi karena sering menggelar pertemuan di hotel.
“Dulu market pemerintah dan korporasi untuk hotel Jakarta bisa mencapai 80 persen dan market FIT hanya 20 persen. Tetapi, sekarang, kondisi tersebut berubah akibat pandemi,” ujarnya.
KOMENTAR
0