Meski akan mendapat tambahan dua hotel baru di akhir 2020, kondisi bisnis perhotelan di Surabaya saat ini sedang menurun. Menurut data dari Colliers International Indonesia, kondisi terendah bisnis hotel di Surabaya terjadi sejak Maret hingga Juni 2020.
Pada April 2020, tingkat hunian hotel di Surabaya anjlok ke level terendah dalam sejarah, yakni hanya 12,3 persen. Penurunan tingkat hunian ini juga diikuti dengan penyesuaian tarif harian rata-rata (ADR) sebagai akibat dari penundaan atau pembatalan bisnis dari setiap perusahaan. Masyarakat juga telah menunda perjalanan liburannya karena pemerintah telah membatasi transportasi darat dan udara.
Ferry Salanto, Head of Research Colliers International Indonesia, mengatakan bahwa situasi pasar hotel Surabaya serupa dengan yang ada di Jakarta. Hotel-hotel di sana sebagian besar mengandalkan aktivitas bisnis dari perusahaan maupun pemerintah setempat.
“Sebenarnya, situasi pasar hotel di Surabaya ini sudah menantang karena masalah pasokan, tetapi menjadi lebih buruk dengan adanya wabah COVID-19. Hal ini seperti menambah luka di dalam bisnis hotel,” kata Ferry.
Selama pandemi, beberapa hotel di Surabaya memutuskan untuk menghentikan sementara operasionalnya, tetapi ada pula yang masih beroperasi. Sebagian besar yang bertahan untuk membuka hotelnya disebabkan masih memiliki tamu menginap dan difungsikan sebagai tempat tinggal tenaga medis yang diatur pemerintah.
“Mereka yang masih beroperasi harus memperketat biaya operasionalnya dengan mengatur jadwal shift para pekerjanya. Hotel juga menutup sebagian fasilitas umumnya seperti kolam renang, spa, gym, hingga restoran,” ucapnya lagi.
Keadaan sedikit membaik ketika aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya dilonggarkan. Kegiatan MICE sudah diperbolehkan untuk diadakan di hotel dengan membatasi kapasitas 50 persen serta menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Namun, akan membutuhkan waktu untuk mengharapkan bisnis ini kembali seperti sebelumnya. Selama mobilitas orang dibatasi, waktu pemulihan bisnis hotel juga akan lebih lama lagi. Apalagi, Online Travel Agent (OTA) di Surabaya masih menawarkan harga yang rendah untuk rata-rata harga kamar hotel di sana,” ungkapnya.
KOMENTAR
0