Agar Tidak Menjadi Target Kejahatan Transaksi Keuangan

Wednesday, 27 October 21 Venue

Industri jasa keuangan menjadi sasaran utama kejahatan siber. Apalagi, menurut Misdiyanto, Dosen Fakultas Teknik Komputer UPM Probolinggo, para hacker juga semakin canggih dalam melakukan kejahatan siber melalui berbagai metode, baik digital maupun model lainnya.

“Nasabah perlu mengetahui beberapa hal saat menggunakan layanan internet atau mobile banking,” kata dia dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Senin (25/10/2021).

Pertama, kata dia, dalam menggunakan layanan internet atau mobile banking, masyarakat agar senantiasa meningkatkan kewaspadaaan dalam mengelola nomor telepon seluler yang dipakai dan menjaga kerahasiaan data pribadi.

BACA JUGA:   Cara Melindungi Identitas Digital

“Agar tidak disalahgunakan dan menjadi target kejahatan transaksi keuangan, jangan memberikan PIN/OTP kepada siapapun termasuk oknum yang mengaku sebagai pegawai bank. Ingat bahwa Bank tidak pernah meminta PIN/OTP dari konsumen,” kata Misdiyanto.

Lanjutnya, penting bagi nasabah untuk rutin mengganti PIN/password secara berkala agar terhindar dari risiko peretasan. Hindari akses menggunakan Wi-fi publik, gunakan jaringan internet yang aman ketika melakukan transaksi dan pastikan log-out setelah bertransaksi. “Aktifkan notifikasi transaksi, jika ada yang mencurigakan segera hubungi bank,” kata dia.

BACA JUGA:   Bijak Mengamankan Data Pribadi di Media Sosial

Dia juga mengatakan, apabila ingin mengganti atau menjual ponsel atau komputer pastikan jejak keuangan di perangkat yang lama sudah terhapus dengan benar. Selain itu, pastikan mengunduh aplikasi atau mengakses internet banking pada situs bank yang resmi. “Jika tiba-tiba tidak bisa menggunakan ponsel, segera laporkan ke penerbit kartu seluler untuk menghindari cloning sim card,” kata Misdiyanto.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

BACA JUGA:   Menangkal Konten Pornografi di Ruang Digital

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).