Indonesia merupakan negara dengan tingkat adopsi e-commerce atau transaksi daring paling tinggi di dunia pada tahun 2019. Data dari Globalwebindex itu menggambarkan, sebanyak 90% pengguna internet pada usia 19 – 60 tahun pernah melakukan pembelian produk atau jasa secara daring.
Di tahun 2020, akitivas e-commerce Indonesia dengan presentase pengguna berusia 16-64 tahun yang melaporkan melakukan aktivitas mencari informasi produk atau jasa mencapai 93 persen, mengunjungi toko ritel online sebesar 90%, membeli produk online 88%.
Riskiadi Purwanto, Pengurus cabang Relawan TIK Jawa Timur Bidang Pengembangan SDM dan Organisasi mengatakan, alasan marketplace saat ini digemari yaitu pertama karena dapat menekan biaya baik untuk penjual dan pembeli. “Selanjutnya karena nyaman belanja di rumah, banyak pilihan, banyak tawaran promo, diskon, free ongkir atau voucher. Serta kemudahan dan keamanan dalam transaksi,” katanya dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Rabu (7/72021).
Riskiadi memaparkan, sepanjang 2014 hingga 2019 total penjualan daring di Indonesia berdasarkan data Euromonitor sebesar US$1,1 miliar. Bahkan Exabytes Koeno mengungkapkan, tahun 2020 tercatat di masa pandemi Covid-19 dari Januari hingga Juli 2020 jumlah pelaku bisnis di media digital di Indonesia meningkat 38,3 persen.
Peningkatan itu, kata dia, didorong peningkatan jumlah marketplace. Karena marketplace adalah perantara antara penjual dan pembeli di dunia maya. Situs marketplace bertindak sebagai pihak ketiga dalam bertransaksi online dengan menyediakan tempat berjualan dan fasilitas pembayaran. “Bisa dikatakan marketplace adalah department store online,” ujar Riskiadi.
Data iPrice yang diperbaharui pada 21 Juli 2020 menunjukkan e-commerce yang paling sering digunakan di antaranya Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Blibli, dan JD.ID.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0