Anak Alay Vs Password yang Sulit

Friday, 08 October 21 Venue

Ada banyak tindak kejahatan yang dapat dilakukan hanya dengan mengumpulkan data diri kita. Oleh karena itu, demi keamanan diri sendiri agar kita tidak dirugikan secara materil maupun mental, jangan malas dan abai untuk menjaga data pribadi di internet.

Menurut Creator Content Asep Suhendar, terdapat beberapa tips mudah yang dapat dilakukan untuk melindungi data pribadi kita di internet. “Pertama gunakan password yang sulit, tidak perlu beripikir lama,” ujar Relawan TIK itu dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (06/10/2021).

Untuk membuat password yang sulit, lanjut dia, jadilah anak alay yang membuat kata panjang dengan menggabungkan huruf dan angka. “Misalnya mengganti huruf A dengan angka 4 atau huruf E dengan 3. Password tidak mudah ditebak, kata yang kita pilih tidak terpikir oleh orang. Caranya, kita bisa menjadi orang yang alay sekaligus narsis misalnya 5AyaC4nt1k dan kata lain yang rumit.” Kata dia.

BACA JUGA:   Pornografi dan ‘Dark Web’

Asep mengingatkan, “”Jangan lupa juga untuk menggunakan password yang berbeda untuk setiap akun media sosial kita. Agar ketika satu akun media sosial kita di-hack yang lain masih bisa kita amankan karena berbeda password-nya,” ujar dia.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                        

Kemudian, lanjut dia, perhatikan alamat url dari situs yang dikunjungi, satu huruf yang typo saja sudah mempengaruhi. “Jangan-jangan kita membuka website yang serupa padahal palsu. Periksa gambar gembok yang berada di address bar di awal alamat url, itulah website yang aman.”

Asep mengatakan, lakukan setting privasi di setiap akun media sosial yang digunakan.” Jadi jika ada orang yang ingin melihat profil kita, mereka harus berteman dengan kita atau mem-follow kita. Itu artinya kita bisa memilih siapa saja yang berhak untuk menjadi teman kita di media sosial,” tutur dia.

Dia juga mengingatkan, jika ingin melindungi data pribadi kita maka harus melindungi data orang lain. “Hargai privasi orang lain jangan pernah membagikan informasi privasi orang lain juga meminta izin saat ingin membagikan foto mereka. Hal tersebut juga akan membuat mereka merasa dihargai.”

BACA JUGA:   Ciptakan Brand Awarness di Sosial Media

Jangan memberikan informasi mengenai data pribadi terlalu banyak di media sosial. “Untuk apa membagikan sesuatu yang pribadi di ranah public, lebih baik berkarya bukan hanya sekadar selalu menceritakan mengenai diri sendiri dan keluarga. Orang lain pun akan bosan melihat posting-an kita yang selalu mengenai diri sendiri,” kata Asep.

Hindari memberikan data pribadi dan melakukan transaksi keuangan e-banking ketika menggunakan Wi-fi di tempat publik. “Apalagi yang tidak ada password-nya karena kita tahu siapa saja yang ada di sana. Bisa jadi ada hacker memantau siapapun pengunjung di Wi-fi tersebut karena ada aplikasi untuk memantau itu.”

Terkahir, kata dia, yakinkan link yang didapat memang mengarah ke situs yang di tuju. Namun lebih baik tidak membuka link sembarangan yang berasal dari orang lain sekalipun orang yang kita kenal. “Menjaga jika link tersebut mengandung virus yang dapat menjangkiti perangkat kita,” kata Asep.

BACA JUGA:   Kurangnya Kesadaran Beretika di Media Sosial

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).