Dampak Ekstrem Cyberbullying

Thursday, 12 August 21 Venue

Cyberbullying, walaupun tidak dilakukan secara langsung, nyatanya memiliki dampak yang ekstrem bagi si korban. Seperti kabar duka penyanyi dan aktris Korea Selatan, Sulli, yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena depresi akibat cyberbullying.

“Kita tidak bisa sembarang komentar dan tidak bisa pula mengatakan ‘risiko jadi artis harus kuat terima hujatan’,” kata Nur Lina Safitri, Ketua LPPM ITSNU Pasuruan, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (10/8/2021).

Menurut dia, tidak ada yang tahu bagaimana seseorang menghadapi problem yang mereka hadapi, “bisa-bisa kamulah salah satu pemicu sang korban bertindak menyakiti dirinya sendiri karena self-esteem yang menurun.”

BACA JUGA:   Sedang Tren, Ini Keuntungan Gunakan PayLater

Cyberbullying, kata Nur Lina, memang sesuatu yang tidak bisa dianggap sepele, karena dampaknya yang sangat berbahaya, seperti:

  • Depresi hingga keinginan bunuh diri.

Korban cyberbullying akan merasa terluka, marah, takut, tidak berdaya, putus asa, terisolasi, malu, dan bahkan merasa bersalah pada dirinya sendiri. Jika ini terjadi berulang dan bertambah parah, si korban bisa berpikiran untuk bunuh diri.

  • Kesehatan fisik sampai mental terganggu.

Korban cyberbullying akan memiliki risiko lebih besar untuk menderita stress, depresi, kehilangan percaya diri, cemas, dan gangguan post-traumatic stress disorder (PTSD) pada orang dewasa. Hal ini tentunya akan berdampak pada stimuli sistem kekebalan tubuhmu yang menjadi terganggu.

  • Menarik diri dari lingkungan sosial.
BACA JUGA:   Meningkatkan Pendapatan dengan Go Digital

Karena segala macam ketakutan dan kecemasan yang dialaminya, korban bisa menarik diri dari lingkungan sosialnya. Ia bahkan bisa memilih untuk putus sekolah dan menyendiri di rumah karena cyberbullying.

  • Dikucilkan lingkungan.

Walaupun cyberbullying dilakukan melalui internet atau media sosial, tetap saja orang-orang yang hidup di kehidupan nyata bisa melihatnya. Mereka bisa melihat secara langsung komentar-komentar jahat yang menyerang. Bahkan, orang-orang ini bisa ikut menjauhi atau bahkan menyerang di kehidupan nyata. Ujungnya, si korban bukan hanya terkena cyberbullying, tapi juga bullying secara fisik dari lingkungan sosial.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

BACA JUGA:   Perilaku Masyarakat Berubah, News Aggregator Tumbuh Pesat

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).