Media sosial menjadi platform digital yang paling banyak digunakan di Indonesia. Dalam keseharian, tanpa disadari masyarakat tidak lepas dari platform Youtube, WhatsApp, Facebook, Instagram, dan Twitter. Setiap platform digital tersebut memiliki fungsi berbeda.
Menurut Chaulina Alfianti Oktavia, Dosen / Koordinator Ebelajar STIKI Malang, terdapat isu-isu pada media sosial (medsos) yang paling diperhatikan masyarakat. Di antaranya hoaks, privasi, dan cyber bullying.
“Untuk mencegah hoaks pengguna harus berpikir kritis dengan mengecek sumber informasi terlebih dahulu,” kata dia pada Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Senin (5/7/2021).
Data privasi, kata Chaulina, menjadi salah satu isu di mana masyarakat harus selalu waspada, karena menyangkut identitas pribadi. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan melindungi data pribadi dan menggunakan verifikasi ganda sebelum masuk ke platform media sosial.
“Isu lainnya yaitu cyber bullying,” ujar dia. Jenis cyber bullying pada media sosial di antaranya adalah harrasement, mengirim hoaks, membagikan informasi rahasia, dan pertengkaran dengan bahasa vulgar.
Bijak bermedia, lanjut Chaulina, menjadi cara untuk menghindari efek negatif dari media sosial. Cara yang dapat dilakukan, di antaranya menghindari bermain media sosial saat emosi, menyesuaikan minat pada media sosial, selektif dalam menerima dan membagikan informasi, dan menjaga privasi.
Chaulina mengatakan, manfaat dari media sosial itu banyak. Misalnya, mempermudah komunikasi, silaturahmi, dan berbagi informasi. Di samping itu, media sosial menyimpan efek negatif, seperti kesalahpahaman, ujaran, dan adanya pelaku kejahatan. “Hati-hati dalam share lokasi atau informasi yang bersifat privacy di media sosial. Karena bisa menjadi tempat kejahatan, penipuan. Banyak celah keamanan di media sosial,” kata dia.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0