Keterampilan digital menurut Muhammad Ghofar Ali, Staff Ahli Perencanaan Kementerian Agama RI, akan menjadi modal utama bangsa Indonesia mewujudkan cita-cita sebagai negara maju pada 2045 mendatang. Lewat kelihaian para generasi muda dalam mengelola teknologi digital diharapkan nantinya lahir inovasi dan terobosan yang mampu menguatkan ekonomi bangsa.
“Kecakapan menggunakan aplikasi pembelajaran, misalnya, dibutuhkan dalam rangka memudahkan proses pembelajaran,” kata dia dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Jumat (3/9/2021).
Ghofar mengatakan, kecakapan digital penting dimiliki masyarakat di masa pandemi Covid-19 saat ini. Selain bermanfaat bagi masyarakat di segala lini, juga memungkinkan seseorang merasakan keuntungan finansial.
“Digital skills yang perlu dimiliki di masa pandemi Covid-19, antara lain kecakapan menggunakan aplikasi pembelajaran, kecakapan menggunakan aplikasi digital marketing, kecakapan menggunakan aplikasi membuat kreatif, dan kecakapan menggunakan aplikasi bidang keuangan dan perbankan,” ujar dia.
Menurutnya, digital marketing merupakan alat sebagai perantara komunikasi pemasaran yang saat ini banyak digunakan media sosial dalam memperkenalkan produk atau jasa di dunia modern. “Konten yang apik dan kreatif akan lebih menarik perhatian pengguna internet dan sosial media,” kata Ghofar.
Setiap hari, kata dia, masyarakat kerap mencari konten untuk memuaskan perasaan mereka. Menggunakan aplikasi digital untuk mendukung transaksi dalam bidang keuangan dan perbankan. “Agar memudahkan kebutuhan bagi setiap orang dari masalah keuangan.”
Indonesia menurut Ghofar, memiliki budaya yang terkenal dengan kesantunan, berakhlak mulia, serta ramah tamah. Adat istiadat serta kearifan lokal dari masing-masing masyarakatnya yang berubah adalah cara penyajian yang lebih praktis dan efisien berkat dorongan kemajuan teknologi.
“Dampak positif kebudayaan di era digital antara lain, efektif dan efesiensi dalam penyajian, ruang lingkup yang mendunia, serta dapat diserap dengan mudah oleh masyarakat luas,” ujar dia. Sementara dampak negatif kebudayaan di era digital meliputi, daya kompetitif masyarakat yang masih cenderung lemah, dapat memengaruhi karakter, mental, dan emosional masyarakat, serta pengaruh negatif pada budaya asing yang menumpang pada arus kemajuan teknologi.
Langkah strategis dalam pelestarian budaya di era digitalisasi, kata dia antara lain, perkuat kapasitas pemahaman dan wawasan terhadap budaya, dokumentasikan setiap hal-hal unik secara menarik untuk disajikan pada ruang publik, menyajikan konten-konten kreatif kesenian, kebudayaan, adat istiadat atau kearifan lokal lainnya, serta memaksimalkan medsos untuk mentransformasikan kebudayaan agar dapat dikonsumsi secara luas oleh masyarakat dunia digital.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0