Konsumsi Medsos Masyarakat Indonesia Meningkat

Wednesday, 14 July 21 Venue

Di tengah Pandemi Covid-19, konsumsi media sosial (medsos) masyarakat Indonesia cenderung meningkat. Hal ini lantaran adanya kebijakan physical distancing yang dikeluarkan pemerintah. Alhasil, aktivitas komunikasi masyarakat Indonesia lebih banyak dilakukan di medsos.

“Bahkan, sebagian besar masyarakat tidak hanya menggunakan medsos sebagai media komunikasi, tapi juga sumber informasi yang dipercayai,” ujar Ariyo Zidni, seorang Pendongeng, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Selasa (13/7/2021).

Medsos di Indonesia, kata dia, sudah seperti nasi yang menjadi kebutuhan pokok. Menurut data yang dipublikasikan WeAreSocial, perusahaan asal Inggris, pada Januari 2020, terungkap bahwa 175,4 juta penduduk Indonesia telah menggunakan internet dan 160 juta telah menggunakan medsos dari total 272,1 juta keseluruhan penduduk.

Artinya, jika dipersentasekan, ada sekitar 59 persen jumlah penduduk Indonesia yang aktif menggunakan medsos. Dari total pengguna medsos itu, Youtube menjadi platform yang paling banyak diakses di Indonesia dengan 88 persen diikuti WhatsApp 84 persen, Facebook 82 persen, Instagram 79 persen, Twitter 56 persen, dan Line 50 persen.

BACA JUGA:   Melindungi Data Pribadi di Media Sosial

Ariyo mengatakan, tidak semua yang diunggah di medsos merupakan berita yang valid atau malah bisa jadi berita hoaks (informasi yang tidak benar). Parahnya lagi, pengunggah medsos tidak tahu jika informasi yang disebarkan merupakan berita hoaks. “Hal ini lantaran kebanyakan pengguna medsos tidak mengecek kebenaran informasi yang didapatkan terlebih dahulu.”

Untuk itu, lanjut dia, gunakanlah media sosial secara bijak jangan sampai hanya untuk hal yang tidak penting. Beberapa etika bijak bermedia social, menurut Ariyo, dapat diterapkan, seperti etika dalam berkomunikasi, hampir semua kalangan menggunakan media sosial maka dari itu berhati-hati untuk berkomentar dan hindari menyinggung orang.

BACA JUGA:   Cara Mengantisipasi Penipuan Online

“Hindari penyebaran konten yang berbau SARA, pornografi, dan kekerasan, walaupun banyak di luar sana orang yang menyebarkan hal seperti ini, namun jika kita melihatnya lebih baik blokir akun tersebut,” ujar dia.

Selain itu, lanjut dia, cross check kebenaran berita, periksa kembali informasi yang diterima. Pastikan berasal dari mana sumber tersebut. Hal ini dikarenakan banyak berita hoaks yang tersebar dimana-mana.

“Kita juga bisa menghargai hasil karya orang lain, hargai hasil karya orang lain dengan mengapresiasi karya orang lain, kita bisa membantu mereka untuk bersemangat berkarya,” katanya.

Ariyo juga mengingatkan untuk berhati-hati dalam memberikan informasi pribadi, jangan memberikan informasi pribadi di akun medsos. “Jangan sembarangan mempublikasikan informasi pribadi, hal ini akan membahayakan diri sendiri dan keluarga atau teman tentunya.”

BACA JUGA:   Terapkan RODOC, Landasan Etika Bermedia Digital

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).