Transformasi digital mengharuskan masyarakat untuk mampu beradaptasi dengan budaya baru, namun lebih dari itu juga harus mampu menjadi masyarakat digital yang pintar. Menurut Andro Hartanto, Co-Founder Lojin, untuk menjadi masyarakat digital yang pintar harus memiliki beberapa kecakapan.
“Individu cakap bermedia digital mampu mengetahui, memahami dan menggunakan perangkat keras serta perangkat lunak dalam lanskap digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, serta aplikasi dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital,” ujarnya dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis (26/8/2021).
Membangun budaya digital sebagai masyarakat yang cerdas, lanjut dia, bisa dilakukan dengan memanfaatkan internet untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman, mencari peluang bisnis, memperluas jaringan pertemanan, berbagi hobi, dan berinteraksi di komunitas online.
“Memanfaatkan internet sebagai sarana mengembangkan kemampuan dan keterampilan sosial, menjaga komunikasi, mengakses informasi, dan sumber referensi untuk kebutuhan riset dan data,” ujar Andro.
Namun, Andro mengingatkan, ruang digital tidak hanya memfasilitasi dengan kemudahan dan berbagai manfaat di dalamnya, tetapi juga mengandung celah-celah digital di antaranya.
Menurutnya, dunia siber bukanlah dunia yang sama sekali terpisah dari dunia offline, akan selalu ada orang yang melihat aktivitas yang dilakukan di dunia digital. Mereka yang ada digital adalah manusia yang sebagian dikenal dan sebagian lagi tidak dikenal sama sekali. “Oleh karena itu menjaga sikap di ruang digital adalah etika utama,” ujar dia.
Andro mengatakan, tantangan siber di Indonesia adalah peredaran hoaks yang cukup tinggi. Pada 2020 setidaknya ada sebanyak 2.024 kasus hoaks yang dilaporkan. Maka dari itu kecakapan keamanan dalam bermedia digital harus dimiliki. Hal lain yang perlu dihindari saat di ruang siber, kata dia, di antaranya dengan tidak melakukan ujaran kebencian, menyebarkan informasi pribadi seseorang (doxing), menyebarkan hoaks, mengakses pornografi, menyinggung SARA, dan tidak melakukan spam.
Dia juga mengatakan, paling awal untuk aman dalam bermedia digital adalah menjaga keamanan akun dan diri kita. Atur dan periksa pengaturan privasi akun dan gunakan pengamanan ganda. Menggunakan kata kunci yang kuat dan berbeda setiap akun. Tidak menggunakan penyimpanan umum untuk informasi pribadi, menjaga privasi dari jaringan Wi-Fi publik, tidak membagikan lokasi di ruang digital, serta tidak asal klik link tak dikenal.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0