Menangkal Hoaks, Kenali Cirinya

Saturday, 21 August 21 Venue

Saat ini, situasi Pandemi Covid-19 dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggungjawab untuk menyebarkan hoaks. Hoaks merupakan informasi palsu atau bohong yang berbahaya bagi masyarakat.

Eko Prasetyo, Co-Founder & Direktur Syburst Corporation, mengatakan, beberapa dampak yang mungkin muncul akibat masyarakat termakan hoaks berisiko meningkatkan penularan Covid-19. “Tak hanya itu, beredarnya sejumlah hoaks juga membuat sejumlah orang takut divaksin sehingga berimbas pada rendahnya cakupan vaksinasi,” ujarnya dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (20/8/2021). 

Untuk menangkal hoaks, menurut dia, terdapat lima ciri hoaks yang dapat dikenali. “Karena dengan mengenali ciri ini bisa semakin berhati-hati saat mendapatkan informasi berupa hoaks,” ujar dia.

BACA JUGA:   Cara Melindungi Identitas Digital

Berikut ciri-ciri hoaks yang dapat diwaspadai:

  • Informasi yang disampaikan sering kali membuat kita menjadi emosional, marah, benci, ataupun sakit hati.
  • Informasi berbentuk pesan berantai yang biasa diakhiri dengan perintah sebarkan, forward, atau share alias selalu minta diviralkan.
  • Informasi yang dicantumkan tidak menyertakan link/tautan kepada sumber tertentu atau bukti informasinya asal.
  • Sumber yang dicantumkan kerap merujuk pada situs abal-abal yang tidak memiliki info kontak dan redaksi.
  • Informasi disampaikan secara tidak logis, sering juga ditemukan typo atau salah ketik di dalamnya.
BACA JUGA:   Anak Kecanduan Pornografi, Begini Ciri-cirinya

Eko mengatakan, jika menemui informasi dengan ciri di atas, tidak perlu panik atau pun khawatir. “Hati-hati juga untuk tidak langsung menyebarkan ulang informasi tersebut,” ujar dia.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

BACA JUGA:   Bahaya Menyisakan Jejak Digital

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).