Ragam Dampak yang Ditimbulkan dari Berita Hoaks

Thursday, 25 November 21 Venue

Mengingat penggunaan media sosial makin meningkat, dan informasi dapat diakses dengan mudah. Banyak sekali berita palsu atau hoaks yang belum bisa diverifikasi, namun menurut M. Zainul Ichwan, Tenaga Ahli DPRD Kota Blitar, sudah beredar secara masif di tengah masyarakat.

Berita hoaks terus mengalami update dalam hitungan detik, dan dikonsumsi oleh pengguna internet. “Hoaks sengaja dibuat untuk meresahkan masyarakat menggunakan data berupa foto, atau kutipan yang seolah-olah benar, dan dapat dipercaya,” kata dia dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kota Blitar, Jawa Timur, Selasa (23/11/2021).

Tujuan berita hoaks, kata dia, untuk menyebarkan kebencian terhadap seseorang, atau suatu kelompok. Bisa juga berupa penipuan, provokasi, propaganda, atau pembentukan opini publik, hingga upaya yang direkayasa untuk menutupi kesalahan tertentu.

BACA JUGA:   Pornografi dan ‘Dark Web’

“Berita hoaks yang beredar di tengah masyarakat sering kali berkaitan dengan isu politik, agama, dan pandemi. Bahkan, ada juga penipuan seperti info lowongan pekerjaan,” kata Zainul.

Menurut dia, berita hoaks memberikan dampak negatif bagi semua pihak. Adapun dampak yang ditimbulkan dari berita hoaks adalah sebagai berikut:

  • Menimbulkan Perpecahan

Berita bohong memicu perpecahan, baik antar individu maupun kelompok. Hal ini disebabkan penggiringan opini terhadap seseorang, sehingga menimbulkan kebencian terhadap orang tersebut. Nah, jika sudah membenci satu sama lain, maka perpecahan tidak dapat dihindari.

  • Menurunkan Reputasi Seseorang

Sering kali berita hoaks akan merugikan satu pihak, dan menguntungkan pihak lainnya. Karena berita palsu bersifat mengadu domba, pihak korban akan merasa dirugikan dengan pencemaran nama baik, dan menurunnya reputasi.

  • Tidak Lagi Percaya Fakta
BACA JUGA:   Perang Kognitif, Salah Satu Ancaman Dampak Negatif Internet

Karena terlalu banyak berita bohong yang beredar, masyarakat jadi sulit membedakan mana informasi palsu, dan fakta. Dengan menyebarluasnya hoaks, masyarakat justru tidak lagi percaya dengan fakta yang sebenarnya karena terlanjur keliru.

  • Menimbulkan Opini Negatif

Berita hoaks sering kali menyasar emosi masyarakat. Fitnah yang disebar dapat menyulut kebencian dan kemarahan, sehingga masyarakat memiliki sudut pandang negatif terhadap seseorang, kelompok, ataupun suatu produk. Upaya ini bisa disebut dengan black campaign untuk menjatuhkan pesaing.

  • Merugikan Masyarakat

Hoaks bisa saja merugikan masyarakat secara materi. Hal semacam ini sudah banyak terjadi di mana seseorang diminta untuk memberikan sejumlah uang karena menang undian, dan mengatasnamakan suatu brand. Bahkan, dalam hal melamar kerja, misalnya Anda diminta untuk membayar uang pendaftaran agar bisa diterima di perusahaan tersebut.

BACA JUGA:   HAKI untuk Para Kreator

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).