Perkembangan teknologi internet bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk hal-hal yang positif. Sayangnya manusia selalu memiliki celah untuk menggunakannya secara negatif.
“Zaman milenial sekarang ini, dampak internet sangat besar mempengaruhi kehidupan manusia. Secara positif, internet menjadi sarana komunikasi yang praktis, cepat, murah, hingga tidak dibatasi waktu,” kata Dra. Hj. Fatma Saifullah Yusuf, Ibu Walikota Pasuruan & Ketua TAPI PKA Kota Pasuruan, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kota Pasuruan, Jawa Timur, Senin (27/9/2021).
Dengan manfaat internet yang ada saat ini, kata dia, pengguna dapat berkomunikasi, saling berbagi informasi, tidak hanya dalam sebuah negara saja, melainkan seluruh dunia.’
Fatma mengatakan, terdapat dampak negatif yang ditimbulkan dari internet. “Dampak negatif yang ditimbulkan misalnya, penyebarluasan informasi yang bersifat hoaks, seperti yang sedang marak terjadi beberapa waktu lalu,” ujar dia.
Selain itu, lanjut dia, terdapat beberapa dampak negatif internet yang perlu diwaspadai, yaitu:
- Kecanduan Internet
Kecanduan internet bisa dihindari dengan membatasi penggunaan internet. Misalnya membatasi waktu akses media sosial hanya beberapa jam saja dalam sehari, membatasi waktu bermain game, atau pembatasan-pembatasan lainnya. Sehingga tidak banyak waktu terbuang sia-sia untuk hal yang tidak produktif dan tidak berguna.
- Perjudian
Perjudian bisa mengakibatkan kecanduan, dan lebih parah lagi, net gaming bahkan bisa membuat penggunanya mengalami kerugian, kehilangan banyak harta hingga bisa sampai bangkrut. Apalagi jika sudah kecanduan, bisa sampai membuat orang tersebut dicengkeram utang yang tidak bermanfaat. Konten perjudian memerlukan persetujuan dari pengguna, jadi biasanya konten ini akan meminta persetujuan kamu untuk dapat mengaksesnya. Oleh karena itu, untuk menghindarinya cukup dengan tidak pernah menyetujui tawaran dari konten perjudian tersebut.
- Pornografi
Di zaman seperti ini, internet memungkinkan penggunanya untuk dapat mencari konten pornografi, melihat serta mengunduhnya dari media yang menyediakannya. Dengan semakin banyaknya pengguna yang mengakses konten pornografi, penyedia konten pornografipun menjadi semakin marak. Banyak media yang memperdagangkan pornografi, mulai dari tulisan pornografi, gambar, video pornografi, hingga chat rooms yang berisi fantasi maupun role playing bagi orang dewasa disediakan melalui internet.
Jika sudah kecanduan, seseorang bisa menghabiskan banyak uang untuk membuka konten ini karena ada beberapa situs porno yang meminta uang untuk melihatnya.
- Pencurian Data Pribadi
Jika membuka media sosial, termasuk Facebook, ada banyak penjahat yang bertujuan untuk menggandakan atau memalsukan akun seseorang. Yang paling marak terjadi adalah pemalsuan akun selebritas atau tokoh publik.
Penggandaan data ini bisa saja sangat merugikan pemilik akun yang asli. Jika pembuat akun palsu menggunakan akun duplikat tersebut untuk melancarkan penipuan. Untuk mengatasinya, sebaiknya anda membatasi privasi data yang miliki dalam media sosial.
- Bullying
Bullying bukan hanya dapat dilakukan seseorang di dunia nyata, seperti di sekolah maupun lingkungan sekitar, hal ini sangat traumatis, terutama untuk anak. Namun bullying juga dapat dilakukan melalui dunia maya. Misalnya dengan memberikan komentar negatif secara massal dan terus menerus pada postingan korban bullying tersebut. Meskipun dilakukan di dunia maya, komentar negatif tersebut tetap akan sangat mempengaruhi mental penerimanya.
- Mengabaikan Orang Sekitar
Segala apapun yang berlebih bisa menciptakan dampak yang buruk, termasuk penggunaan internet. Ketika menggunakan internet terlalu lama, secara tidak sadar bisa mengabaikan keluarga dan orang terdekat. Misalnya, ketika sedang asik menghabiskan waktu di Internet, kamu bisa menjadi tidak peka terhadap kehidupan nyata dan orang-orang sekitar, termasuk anggota keluarga, sahabat, ataupun teman bicara kamu.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0