Ragam Kasus Netizen Indonesia Serang Akun Luar Negeri

Thursday, 09 September 21 Venue

Microsoft mengeluarkan laporan tahunan terbaru yang antara lain mengukur tingkat kesopanan netizen atau pengguna internet dengan tajuk 2020 Digital Civility Index (DCI). Netizen Indonesia termasuk yang diteliti dan menempati peringkat bawah.

“Indonesia menempati ranking ke-29 dari 32 negara yang diteliti Microsoft sehingga posisinya terbawah di Asia Tenggara, menurun 8 poin dengan skor 76,” ujar Tim Hendrawan, Creative Director, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Rabu (8/9/2021).

Tim mengatakan, risiko terbesar netizen Indonesia adalah hoaks dan penipuan yang naik 13%, ujaran kebencian naik 5%, namun diskriminasi turun 2%. Empat dari 10 responden menilai kesopanan lebih baik selama pandemi. Namun, hampir 5 dari 10 orang mengaku terlibat dalam bullying dan 19% responden mengaku sebagai target.

Menurut dia, sudah banyak contoh dan kasus yang melibatkan netizen Indonesia bersikap tidak sopan se-Asia Tenggara yang disematkan Microsoft. Terdapat beberapa contoh kasus netizen Indonesia yang menyerang akun-akun luar negeri, di antaranya:

  • Serbu akun BWF
BACA JUGA:   10 Etika Digital Yang Wajib Dikuasai

Polemik tim Indonesia dipaksa mundur dari All England 2021 merembet ke media sosial, dengan netizen Indonesia menyerbu habis-habisan akun BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia). Kata-kata “BWF unfair“, “unfair“, dan hinaan lainnya menghujani kolom komentar semua media sosial BWF. Serbuan netizen Indonesia bahkan masih berlangsung meski Neslihan Yigit, pemain tunggal putri yang satu pesawat dengan tim Indonesia dan sempat dibolehkan bermain, akhirnya didepak dari turnamen.

  • Salah serang akun komedian, mengira wasit All England

Netizen Indonesia berbondong-bondong menyerang akun Instagram Stephen Fry, yang mereka kira wasit badminton All England, padahal ia adalah aktor-komedian asal Inggris. Warganet Indonesia lalu minta maaf kepada pria berusia 63 tahun tersebut di Instagram. Mereka yakin dialah service judge yang dikritik karena diduga tidak adil dalam memimpin pertandingan ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan melawan wakil Inggris, Ben Lane/Sean Vendy. Kabarnya insiden salah serang ini bermula dari akun fan-page badminton Indonesia yang salah memberi info Stephen Fry adalah yang menjadi service judge di laga itu. Padahal yang memandu pertandingan adalah Alan Crow.

  • Kasus Dewa Kipas
BACA JUGA:   Mendampingi Anak di Dunia Digital

Dewa Kipas Levy Rozman, gamer catur online dunia dengan ID GothamChess, sempat menggembok atau mengubah akun Twitter-nya menjadi privat karena diserbu netizen Indonesia Itu terjadi setelah insiden pertandingan catur online melawan Dadang Subur alias Dewa Kipas di platform Chess.com. Pendukung Levy menuding Dadang Subur melakukan kecurangan. Mereka lalu membuat laporan supaya akun Dewa Kipas diblokir. Meskipun akun Twitter GothamChess sudah dikunci, namun jejak komentar warganet masih bisa mudah ditemukan. Banyak yang melontarkan kata kasar dan umpatan, beberapa bahkan menggunakan kata-kata bernada rasisal dan provokasi.

BACA JUGA:   Kala Anak-Anak Menjadi Konsumen Media Digital

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).