Serangan siber setiap tahunnya terus meningkat. Hal itu dikarenakan banyak orang berusaha mencari keuntungan dari kelemahan pada sebuah sistem. Menurut Zulham Mubarak, Ketua Umum Milenial Utas & Komisaris Sangkar Garuda Sakti, serangan siber merupakan tindakan yang bertujuan untuk merusak sistem komputer atau jaringan menggunakan berbagai metode berbahaya.
“Serangan tersebut merupakan jenis kejahatan yang melibatkan perangkat teknologi seperti komputer, smartphone dan jaringan internet,” katanya dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (25/8/2021).
Serangan siber, lanjut dia, menyerang perangkat pengguna lain dalam rangka mendapatkan berbagai informasi tertentu atau justru merusak sistem perangkat tersebut.
Zulham mengatakan, jika website tidak memiliki cyber security yang baik, para hacker dapat dengan mudah mengeksploitasi website dan melakukan beragam tindakan yang merugikan. “Mereka dapat membuat website Anda menjadi tidak dapat diakses atau mengambil data-data sensitif yang tersimpan di dalamnya.”
Dia menuturkan, terdapat beberapa jenis serangan siber yang rentan dialami, di antaranya:
- Malware
Malware atau malicious software dapat dideskripsikan sebagai perangkat lunak berbahaya yang dibuat dengan tujuan merusak perangkat, mencuri data, dan pada umumnya dapat menimbulkan kekacauan. Virus, trojan, spyware, dan ransomware adalah beberapa jenis malware yang cukup berbahaya.
- SQL Injection
SQL Injection merupakan teknik hacking yang dilakukan hacker untuk mendapatkan akses pada sistem database berbasis SQL. Serangan siber ini pada umumnya dapat terjadi karena kurangnya penanganan karakter-karakter seperti tanda petik satu atau karakter double minus yang dapat disisipi hacker dengan perintah SQL berbahaya.
- Cross site scripting (XSS)
Serangan siber ini memanfaatkan kerentanan XSS untuk melakukan berbagai tindakan merugikan. Serangan ini biasanya dilakukan dengan cara injeksi kode pada sisi klien menggunakan sarana halaman website atau pun web aplikasi. Serangan ini dapat digunakan mencuri session cookies korban. Dengan cookies tersebut, hacker dapat menyamar sebagai korban dan mengetahui data-data sensitif milik korban.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10 juta orang terliterasi digital pada tahun 2021, dan tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan empat pilar utama, yaitu Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).
KOMENTAR
0