Indonesia memiliki beragam macam kekayaan destinasi wisata, salah satunya adalah kuliner. Wisata kuliner menjadi salah satu yang tidak bisa dipisahkan dari pariwisata. Salah satu bentuk wisata kuliner adalah wisata gastronomi, yaitu wisata makanan yang melihat asal-usul, seni, budaya, bahan yang digunakan, maupun pengetahuan tentang masakan itu.
Gastronomi tidak hanya menelusuri asal karakteristik suatu bahan makanan, melainkan juga memetakan makanan di seluruh dunia dan menghubungkannya dengan kondisi geografis, masyarakat, dan budaya setempat. Dengan kata lain, wisatawan tidak hanya mencicipi makanan yang sudah jadi, tapi juga mengetahui bahan yang digunakan, cara memasaknya, dan makna filosofis di balik makanan tersebut.
Istilah wisata gastronomi memang lebih bergaung di luar negeri dibanding di Indonesia. Dadang Rizki Ratman, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Kementerian Pariwisata, mengatakan, ada empat hal penting yang harus dilakukan untuk memajukan wisata gastronomi Indonesia, yakni penataan, atraksi, promosi, dan pengemasan.
“Penataan dilakukan untuk mengenal siapa pelaku usaha wisata gastronomi, destinasi mana saja yang berpotensi, dan bagaimana pengelolaannya,” ujar Dadang.
Langkah yang kedua adalah memperbanyak atraksi karena Indonesia memiliki beragam macam budaya yang tidak dimiliki negara lain. Indonesia juga bisa belajar banyak dari negara lain yang sudah maju di industri gastronomi. Ketiga, Indonesia harus tahu apa saja potensi yang dimiliki sehingga dapat lebih efektif dalam berpromosi.
Keempat, pengemasan destinasi wisata gastronomi juga harus baik. Selain destinasinya, para pelaku industri gastronomi juga harus meningkatkan kualitas produk, baik pelayanan maupun pengelolaannya.
“Orang asing senang dengan kebersihan dan yang sehat-sehat. Karena itu, jangan asal jualan, pengemasan juga harus bagus,” ujar Dadang.
Karena itulah, Kementerian Pariwisata mendukung STP Trisakti dalam menyelenggarakan Tourism Gastronomy Destination International Conference pada 14-15 November 2016 di Jakarta Convention Center. Perhelatan konferensi gastronomi internasional pertama di Indonesia ini dihadiri kurang lebih 300 orang, serta menghadirkan 14 pembicara dari dalam dan luar negeri, seperti dari Malaysia, Thailand, New Zealand, dan London.
Penulis: Ahmad Baihaki
KOMENTAR
0