Ada 4.400 Kamar Hotel Baru di Jakarta dan Bali

Wednesday, 05 February 25 Harry

JLL Indonesia mengadakan kegiatan media briefing mengenai industri properti dan perhotelan di Jakarta dan Bali selama tahun 2024, serta outlook mengenai industri tersebut pada tahun 2025.

Hingga November 2024, lebih dari 2,3 juta wisatawan internasional mengunjungi Jakarta. Jumlah tersebut meningkat 30 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023, bahkan 3,7 persen lebih tinggi dari pencapaian pada 2019 sebelum pandemi. Kondisi tersebut turut mendorong jumlah okupansi hotel-hotel di Jakarta.

Pembukaan 25Hours The Oddbird Jakarta pada November 2024 menambah 345 kamar (210 kamar hotel dan 135 service residences)terhadap keseluruhan kamar hotel di Jakarta. Hotel lain yang juga dibuka di Jakarta pada Q3 2024 adalah Somerset Kencana dengan 148 kamar. Secara total, pada 2024 Jakarta memiliki 59.019 kamar hotel, dengan tingkat okupansi naik 2,4 persen.

BACA JUGA:   Berburu Oleh-Oleh Khas Bali Di Tiga Pasar Seni Ini

Julien Naouri, Vice President, Investment Sales Hotels & Hospitality Group JLL Asia Pasifik, mengatakan, hotel di Jakarta saat ini 60 persennya terdiri dari hotel bujet dan midscale, yakni dari bintang 1 sampai bintang 3, lalu 30 persen adalah hotel upscale, dan 10 persen adalah hotel luxury.

Ke depannya, di Jakarta akan ada tambahan 40 persen hotel luxury, 40 persen hotel bujet dan midscale, serta 20 persen hotel upscale. Total, akan ada tambahan 1.512 kamar baru di Jakarta pada periode 2025 hingga 2027.

BACA JUGA:   Rayakan 1001 Malam di ASTON Priority Simatupang Hotel & Conference Center
JLL Indonesia Media Briefing 4Q 2024 (1)

Sementara di Bali, hingga kuartal 4 tahun 2024 ada pembukaan enam hotel baru dengan total 697 kamar. Dengan demikian, total kamar hotel di Bali saat ini mencapai 47.717 kamar.

Untuk di Bali, saat ini terdiri dari 50 persen hotel bujet dan midscale, 30 persen hotel upscale, dan 15 persen hotel luxury. Ke depannya, di Bali akan ada tambahan hotel bujet dan midscale sebanyak 20 persen, hotel upscale sebanyak 40 persen, dan hotel luxury sebanyak 35 persen.

“Dari 2025 hingga 2027, total akan ada tambahan 2.952 kamar baru di Bali,” ujar Julien.

Meski pertumbuhan PDB Indonesia hingga kuartal 3 tahun 2024 cukup baik, yakni tumbuh sebesar 5 persen, serta tingkat inflasi yang cukup rendah hanya 1,6 persen pada 2024, nyatanya investasi di bidang perhotelan tidak ada sama sekali sepanjang 2024.

BACA JUGA:   Kunjungan Wisman ke Bali Belum Pulih 100 Persen

Dari US$60 miliar investasi PMA (Penanaman Modal Asing) yang terjadi pada 2024, mayoritas masih dikuasai industri manufaktur, yakni sebesar 58 persen.

Julien mengatakan, pada 2025 diperkirakan akan ada investasi asing sebesar US$150 juta untuk sektor perhotelan di Indonesia.