Saat ini Singapura sedang mempersiapkan dibukanya kembali perjalanan internasional secara bertahap. Untuk itu, selaras dengan semangat Passion Made Possible, Singapore Tourism Board (STB) meluncurkan program SingapoReimagine untuk menghidupkan kembali impian perjalanan ke Singapura, dan menciptakan peluang baru serta membuat perjalanan menjadi lebih baik.
Untuk itu, STB mengadakan webinar bertema “Hidupkan Kembali Impianmu di Singapura” pada 8 April 2021. Acara ini menampilkan perkembangan terbaru dari Singapura, sekaligus peluncuran kampanye SingapoReimagine di Indonesia. Kampanye SingapoReimagine sendiri pertama kali diluncurkan pada 26 November 2020 di hybrid broadcast studio Marina Bay Sands.
John Gregory Conceicao, Executive Director Asia Tenggara Singapore Tourism Board, dalam sambutannya mengatakan, “Ketika COVID-19 muncul pertama kali di Singapura pada Januari 2020, kami tidak tahu itu akan bertahan dalam waktu lama dan berdampak besar terhadap industri pariwisata. Tapi, ini merupakan waktu yang tepat untuk beradaptasi dengan norma baru, serta mengembangkan hal-hal baru. Kami ingin menata ulang perjalanan dengan segar dan inovatif.”
Mohamed Firhan Abdul Salam, Area Director STB Indonesia (Jakarta), menambahkan, peluang industri pariwisata di Singapura bukan untuk kembali ke masa lalu, tapi untuk ke masa depan sekaligus men-disrupt kondisi yang ada di saat ini.
“Program SingapoReimagine untuk menghidupkan kembali perjalanan ke Singapura. COVID-19 telah mengubah perilaku konsumen, tapi juga menciptakan perilaku baru. Kampanye ini juga menciptakan standar baru untuk perjalanan wisata ke Singapura,” ujar Firhan.
Firhan menambahkan, kampanye SingapoReimagine ini merupakan awalan untuk memulai kembali pariwisata di masa depan. Kampanye ini lebih seperti dialog untuk mendapatkan masukan-masukan supaya Singapura dapat merencanakan dan membentuk kembali industri pariwisata di masa depan tidak hanya untuk leisure travel, tapi juga untuk MICE travel.
“Kalau kita tidak memulai proses untuk memikirkan itu, mungkin kita ketinggalan karena kita tidak bisa memenuhi expectation dari visitor,” ujar Firhan.
Untuk kegiatan MICE sendiri, Singapura telah memulainya secara bertahap, mulai dari penyelenggaraan secara virtual hingga ke penyelenggaraan secara hibrid. Untuk kegiatan hibrid pun awalnya dimulai dari 50 orang yang bisa hadir secara offline, lalu bertambah menjadi 100 orang, kemudian menjadi 200 orang.
“Per 31 Desember 2020, Singapura telah mengadakan 29 acara pilot MICE, dengan yang pertama adalah Singapore International Energy Week pada akhir Oktober 2020. Singapura juga mengembangkan protokol pengujian untuk delegasi asing dan wisatawan lain yang datang untuk acara seperti TravelRevive dan acara ONE Championship,” ujar Firhan.
“MICE dan acara leisure juga harus beradaptasi, berinovasi, dan memanfaatkan teknologi untuk membayangkan kembali seperti apa acara di tengah pandemi COVID-19. Alhasil, sejumlah acara gaya hidup dan olahraga mengadopsi format hybrid untuk pertama kalinya, mulai dari Singapore Food Festival hingga Standard Chartered Singapore Marathon 2020,” tambah Firhan.
KOMENTAR
0